Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(DetikNews) Kemenperin Godok Juknis TKDN Software

12/12/2018



Jakarta - Aturan tentang Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) terkait tata cara penghitungan design house ternyata masih terkait hardware saja, belum mencakup nilai-nilai piranti lunak atau desain.

Itu sebabnya, Kementerian Perindustrian melalui Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, I Gusti Putu Suryawirawan, menegaskan masih akan menggodok kembali aturan tersebut.

"Aturan TKDN kan adanya masih yang lama, tapi kita mau perluas supaya menghitung software. Karena kalau tidak begitu, saat ini belum ada tata cara untuk menghitung mereka yang bikin design house atau software," jelasnya.

Saat ditemui di Merchantile, Jakarta, Kamis (10/9/2015), Dirjen juga sempat berbicara dalam acara Sarasehan Tata Cara Perhitungan TKDN bersama Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel).

Dalam acara itu, menurutnya Kemenperin akan membuatkan aturan baru agar penerapan TKDN bisa lebih fleksibel. "Makanya kita mau buatkan petunjuk teknis setingkat Dirjen saja. Karena industri ini dinamis, selalu berubah. Kalau ditaruh di SK Menteri terlalu rigid," imbuhnya.

Salah satu hal yang dipertimbangkan dalam penyusunan petunjuk teknis tersebut adalah besaran investasi pembuatan design house dalam proses penentuan persentase TKDN.

Putu mengatakan pihaknya mesti menjaga agar pelaku industri yang sudah mencapai TKDN dengan membuat pabrik tidak kecewa karena ternyata pembuatan design house dihitung lebih besar. Khususnya jika besaran investasi design house itu tidak sebesar investasi pembangunan pabrik.

Petunjuk teknis yang dimaksud disusun dengan melibatkan masukan dari asosiasi dan para pelaku industri, misalnya Mastel, Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), hingga produsen seperti Samsung, BlackNerry dan industri animasi.

"Draft-nya belum final jadi belum bisa saya tunjukkan. Rencananya pekan depan akan kita selesaikan dan tandatangani," ujar Putu.

Sekjen ATSI, Merza Fachys menyambut baik upaya pembuatan petunjuk teknis design house tersebut. Pasalnya saat ini ada juga perusahaan Indonesia yang membuat desain ponsel sendiri, antara lain Andromax dari Smartfren.

"Mereka (Andromax) buat desain sendiri, misalnya layar yang dipakai apa, lainnya seperti apa lalu dijahit oleh Haier, HiSense atau ada juga yang di Batam. Ponselnya Tapi memang komponennya saat ini masih impor," pungkas Merza yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Smatrfren itu.