Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

Efektivitas debat kandidat capres dan cawapres dinilai kurang

14/03/2019



WikiDPR - Menjelang debat ketiga calon wakil presiden (cawapres) yang akan dilaksanakan pada Minggu, 17 Maret 2019, berbagai macam spekulasi bermunculan di masyarakat. Mengusung tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya, Fahri Hamzah, anggota DPR RI mengatakan debat ini akan memunculkan suatu pandangan baru dari kedua cawapres.

"Saat debat nanti, akan muncul dua pandangan baru dimana kalau pak Sandiaga lebih kepada berkunjung ke berbagai tempat dan pak Kiai Ma'ruf Amin lebih banyak didatangi. " ujar Fahri, saat menjadi narasumber dalam dialektika yang diselenggarakan di Gedung MPR/DPR RI pada Kamis (14/3).

Namun terkait dengan debat cawapres ini, Fahri menilai bahwa KPU terlalu mereduksi pemikiran masyarakat dan seharusnya tidak diselenggarakan seperti cerdas cermat. Selain itu, Fahri menuturkan bahwa debat ini hanya bersifat ceremonial saja dan tidak substansial.

"Saya memiliki kritik dimana seharusnya KPU hanya memberikan tema besar saja kepada kedua kandidat dan membiarkan satu sama lain bertanya dari hulu ke hilir. Ini bertujuan agar penonton bisa puas dengan debat yang diselenggarakan. Saya menilai, debat ini hanya ceremonial saja dan KPU hanya mereduksi pemikiran masyarakat. Biarkan masyarakat mengetahui semua pikiran dari kedua kandidat. Saya menekan agar KPU melepas diri untuk menciptakan soal. " tuturnya.

Untuk kedepannya, Fahri mengatakan bahwa siapapun yang nanti terpilih menjadi pemimpin, akan merancang ulang prosedur demokrasi dan anggota DPR RI dapat menyelesaikan RUU sebelum Oktober 2019.

Hal serupa dituturkan oleh Eriko Sotarduga, anggota DPR RI dari F-PDIP yang menuturkan bahwa memang debat ini merupakan pesta demokrasi dan seharusnya dilaksanakan untuk masyarakat. Eriko mengatakan bahwa seharusnya ada kesempatan diberikan kepada setiap media untuk bertanya kepada kedua kandidat.

"Menurut saya, harus ada kesempatan kepada media untuk bertanya kepada kedua kandidat untuk mengetahui semua hal yang dilakukan oleh mereka. Sehingga saat debat berlangsung, masyarakat dapat bertanya berdasarkan informasi yang mereka peroleh dari media." ujar Eriko, (14/3)

Eriko mengatakan dirinya setuju dengan Fahri Hamzah, dimana KPU harus lebih terbuka dan tidak diselenggarakan dengan format yang kaku.

"Saya rasa, memang KPU harus lebih terbuka dalam debat dan tidak terlalu kaku. Debat bukanlah cerdas cermat sebab itu tidak cocok untuk seorang pemimpin. Menurut saya yang terbaik adalah masyarakat yang bertanya sehingga saat kandidat berkampanye ke lapangan, tidak ada lagi masyarakat yang bingung dan bertanya-tanya. Pada akhirnya, masyarakat dapat memilih salah satu kandidat saat pemilu berlangsung", tutupnya.

Selengkapnya, kunjungi www.twitter.com/WikiDPR

-an