Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Harian Kompas 29 Oktober 2014): Demokrasi Butuh Penyeimbang

12/12/2018



Di usia yang ke-50 tahun, Partai Golkar menetapkan posisinya sebagai penyeimbang di parlemen. Meskipun sebagai partai oposisi, Partai Golkar tidak mau sekadar menjadi penentang pemerintah. Golkar ingin menjadi sahabat sejati yang tidak hanya yes man belaka.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Aburizal Bakrie saat berpidato menyambut Hari Ulang Tahun Ke-50 Partai Golkar, Selasa (28/10), di Hall D Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, mengatakan, legislatif dan eksekutif harus selalu saling mengingatkan. ”Partai Golkar juga akan menjadi sahabat yang loyal dan terbuka. Bersama dengan koalisi yang solid, Golkar mendukung kerja sama partai pada 2-3 tenda besar. Dan, ini juga akan memperkokoh (sistem) presidensial,” ujarnya.

Menurut Aburizal, sebagai sahabat sejati, Partai Golkar tidak akan menyampaikan hal-hal baik semata. ”Sahabat yang baik tidak akan sekadar yes man. Golkar akan bersikap kritis dan menyiapkan solusi alternatif untuk ditindaklanjuti dengan kerja sama. Itu sikap dasar Partai Golkar dan Koalisi Merah Putih,” tambah Aburizal.

Secara khusus, Aburizal mengapresiasi kehadiran Wakil Presiden Jusuf Kalla yang di tengah kesibukannya menyempatkan diri hadir. Ia mengatakan, saat berangkat ke acara ulang tahun emas Partai Golkar, Wapres sempat ingin memakai batik bermotif Golkar. ”Namun, setelah membaca undangan yang ditujukan kepadanya sebagai Wapres RI, Pak Kalla berganti baju. Itu tanda Pak Kalla masih menjalin persahabatan yang baik,” ujar Aburizal disambut tepuk tangan.

Semula Presiden Joko Widodo bersama Wapres Kalla dijadwalkan akan menghadiri acara tersebut. Namun, karena harus menengok mantan Presiden BJ Habibie di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Presiden Jokowi urung datang.

Sementara itu, dalam sambutannya, Wapres Kalla mengatakan, dalam demokrasi, merupakan hal biasa jika ada yang mendukung dan tidak mendukung pemerintah. Demikian pula jika ada yang memuji atau mencelanya. ”Itu demokrasi. Karena itu, apabila Partai Golkar memilih mengkritik, itu bagian dari demokrasi,” ujarnya. Kesempurnaan sesuatu, tambahnya, hanya tercipta jika ada pihak yang melihat dari sisi lain. ”Jadi, kita harapkan Golkar melihat dari sisi berbeda dengan tujuan yang sama, yaitu demi kebaikan bangsa,” lanjut Kalla.

Namun, ia mengingatkan, sebuah partai baru dapat menjalankan demokrasi di suatu bangsa jika partai tersebut mampu menjalankan demokrasinya sendiri. Dalam acara itu hadir Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa, Ketua Fraksi Demokrat di DPR Edhie Baskoro Yudhoyono, Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto, dan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh.