Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Harian Kompas) Di Brisbane, Jokowi Jelaskan Harga BBM Segera Naik

12/12/2018



Presiden Joko Widodo menyatakan, rencana pemerintah mengalihkan subsidi bahan bakar minyak bertujuan agar subsidi untuk kepentingan rakyat lebih efisien dan tepat sasaran. Jokowi tidak peduli jika kebijakan tersebut menurunkan popularitasnya di mata rakyat.

”Saya tidak peduli kalau tidak populer. Masak, ya, populer terus. Paling (tidak populer) sebulan, habis itu minta foto lagi,” kata Jokowi di hadapan masyarakat Indonesia, di Brisbane, Australia, Jumat (14/11).

Pernyataan spontan Presiden itu disambut tawa oleh ratusan warga yang hadir dalam acara ramah tamah. Koresponden Kompas, Harry Bhaskara, dan wartawan Kompas, C Wahyu Haryo PS, melaporkan dari
Brisbane, Australia.

Jokowi mengatakan, pemborosan subsidi BBM selama lima tahun terakhir mencapai Rp 714 triliun. Nilai yang besar dibandingkan anggaran kesehatan Rp 200 triliun dan pembangunan infrastruktur Rp 500 triliun.

Bahkan, alokasi anggaran subsidi BBM tahun 2015 yang sudah ditetapkan, yakni Rp 443 triliun, juga sulit diterima akal sehat.

”Anggaran harus tepat sasaran. Kalau untuk membangun waduk itu butuh Rp 400 miliar, (dengan pengalihan subsidi BBM) kita bisa membangun 1.000 waduk dengan anggaran sebesar itu. Bandingkan juga dengan biaya yang dibutuhkan untuk membangun jaringan kereta api di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Jawa, dan Papua yang hanya membutuhkan dana Rp 360 triliun,” kata Jokowi.

Hilangkan keraguan

Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jumat (14/11), di Istana Wapres, Jakarta, memastikan kebijakan menaikkan harga BBM segera diumumkan setelah Presiden Jokowi kembali ke Tanah Air. ”Memang perlu lebih cepat. Insya Allah begitu Presiden datang segera diumumkan supaya menghilangkan keraguan,” ujar Kalla.

Hanya saja, menurut Kalla, pemerintah harus menghitung ulang. Sebab, dengan harga minyak 80 dollar AS per barrel, hitungannya akan menjadi lain. Apalagi pada saat yang sama rupiah melemah atas dollar AS.

”Jadi, yang diimpor itu juga naik harganya akibat melemahnya rupiah. Jadi, kita hitung kombinasinya, berapa persen naik,” katanya. Kalla hanya meminta wartawan menunggu apakah harga BBM akan dinaikkan pada November ini atau tidak.

Sementara itu, Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Hendi Sulistyowati mengatakan, minyak dan produk minyak adalah sumber defisit transaksi berjalan Indonesia. Selama belum ada perubahan kebijakan terkait konsumsi BBM, salah satunya kenaikan harga BBM bersubsidi, neraca perdagangan Indonesia terus tertekan.

Data BI yang dirilis di Jakarta, kemarin, menunjukkan, defisit neraca perdagangan minyak pada triwulan III tahun 2014 senilai 6 miliar dollar AS. Pada triwulan sebelumnya sebesar 6,1 miliar dollar AS.