Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Harian Kompas) Pencarian AirAsia QZ8501 di 13 Area

12/12/2018



Pencarian pesawat AirAsia QZ 8501, pada hari ketiga, Selasa (30/12), akan diperluas menjadi 13 area atau sektor dari sebelumnya hanya tujuh area di antara Pulau Kalimantan dan Pulau Belitung. Sarana dan alat pencari juga akan ditambah, termasuk bantuan dari negara lain. Pada pencarian hari kedua belum ditemukan informasi lokasi yang berarti.

Pencarian intensif akan dilakukan di Pulau Belitung yang diperkirakan berada dekat dengan titik pantauan radar terakhir pesawat AirAsia itu. Wilayah pencarian antara lain di Pulau Nangka, Pulau Meranai, dan Pulau Pesemut dengan luas area pencarian 233,35 kilometer. Pencarian juga diperluas ke arah selatan di pesisir timur Belitung. Posko pencarian di Kabupaten Belitung Timur terpusat di Pos TNI AL Manggar, Kecamatan Manggar.

Pesawat AirAsia tersebut lepas landas pukul 05.36 dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya, menuju Singapura, tetapi kemudian hilang kontak dan hilang dari layar radar pada pukul 06.18 di sekitar Pulau Belitung dengan Pulau Kalimantan.

”Besok Selasa pencarian tetap menggunakan pembagian sektor yang ada. Namun, sekarang sedang dihitung setidaknya ada enam sektor tambahan,” kata Kepala Badan SAR Nasional FHB Soelistyo di Jakarta.

Dari enam sektor tambahan itu, dua sektor di antaranya berada di daratan wilayah bagian barat Kalimantan Barat dan dua di selatan Pulau Belitung.

”Jadi, pencarian tetap fokus di sektor yang ada hari ini, ditambah enam sektor, dan dari informasi yang didapatkan hari ini,” kata Soelistyo.

Menurut Soelistyo, pihaknya menambah wilayah pencarian karena di wilayah pencarian yang ada belum ditemukan tanda-tanda keberadaan pesawat. Untuk menentukan luas wilayah pencarian, Basarnas mempertimbangkan setidaknya arah angin dan arah arus laut.

”Memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan pesawat keluar dari jalur,” kata Soelistyo.

Dikarenakan wilayah pencarian diperluas, kemungkinan besar satu alat utama, seperti pesawat atau kapal, akan mencari di wilayah yang lebih luas atau akan ada penambahan area.

Hingga Selasa malam, Basarnas telah menggerakkan 11 pesawat, 11 helikopter, dan 37 kapal. Jumlah tersebut termasuk bantuan dua pesawat AP 3C Orion dari Australia. Kemudian 1 pesawat, 1 helikopter, dan 3 kapal dari Malaysia serta 2 pesawat dan 2 kapal dari Singapura.

Terkait dengan kebutuhan alat untuk mendukung pencarian di dalam air, Basarnas bekerja sama dengan menteri luar negeri untuk meminjam alat evakuasi yang dapat menyelam hingga ratusan meter di dalam laut dari negara lain.

”Negara yang memiliki alat evakuasi itu, antara lain, adalah Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat,” kata Soelistyo.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pihaknya masih membahas tawaran bantuan dari Inggris dan Perancis.

Duta Besar Indonesia di Washington juga menyampaikan bahwa Pemerintah Amerika Serikat siap membantu operasi pencarian.

Duta Besar Indonesia di Ottawa juga mengatakan bahwa Pemerintah Kanada menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dalam operasi pencarian.

Informasi ditindaklanjuti

Kemarin, pencarian pesawat AirAsia belum membuahkan titik terang lokasi pesawat yang mengangkut 155 penumpang dan 7 kru tersebut. Akan tetapi, segala informasi terkait dengan perkembangan di lapangan dikaji serius oleh tim pencari.

Informasi pertama pada pagi hari dari pesawat Australia AP 3C Orion yang menyebutkan ada sinyal mencurigakan di perairan Selat Karimata.

Namun, Panglima Komando Operasi Satu TNI AU Marsekal Muda A Dwi Putranto ketika dikonfirmasi belum dapat memastikan keterkaitan informasi itu dengan keberadaan pesawat.

”Pesawat kami bergerak menyisir lokasi yang disebut awal Orion. Kami sampai sekarang belum dapat memastikan informasi itu,” kata Dwi.

Menjelang siang, ada juga laporan tertangkapnya sinyal darurat yang posisinya berada di antara Pulau Bangka dan Belitung. Namun, saat diidentifikasi oleh sistem local user terminal (LUT) milik Basarnas, ternyata sinyal tersebut datang dari alat PLB (personal locator beacon) yang tertangkap di frekuensi di 406 megahertz.

”Untuk sinyal kedua, kami telah mengirimkan dua helikopter ke tempat datangnya sinyal. Namun, kami tidak menemukan bagian atau serpihan yang diduga bagian atau serpihan dari pesawat,” kata Soelistyo.

Soelistyo mengatakan, alat PLB biasa digunakan oleh anggota tim penyelamat atau penerbang individual. Alat tersebut akan dinyalakan dalam keadaan darurat.

Kemarin juga ada informasi temuan tumpahan minyak di timur Tanjung Pandan. Sekitar pukul 12.55, pesawat C-130 bernomor A-1319 memeriksa ke lokasi.

Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama Sri Pulung mengatakan, dugaan tumpahan minyak itu tak ada kaitannya dengan pesawat AirAsia karena tidak terlihat temuan lain di sekitar yang mendukung.

Kapal Angkatan Laut Manau II 3-52 yang menuju lokasi juga tidak menemukan serpihan atau ceceran minyak seperti diduga. Malam hari, KRI Pattimura yang datang ke lokasi juga melaporkan tidak menemukan tumpahan minyak.

Maksimalkan pencarian

Presiden Joko Widodo, kemarin petang, mengunjungi kantor Basarnas. Presiden memerintahkan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan untuk segera memeriksa kembali semua prosedur dan semua proses penerbangan dan kondisi pesawat.

”Sebagai langkah preventif dan perbaikan sesuai peraturan International Civil Aviation Organization,” kata Presiden.

Joko Widodo juga meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) agar meningkatkan informasi tentang indikasi cuaca yang tidak bersahabat. Informasi itu mesti dimanfaatkan maskapai penerbangan secara maksimal.

”Marilah mendukung semaksimal mungkin upaya pencarian ini dan semoga segera mendapatkan hasil dan kejelasan,” kata Presiden.

Di Sidoarjo, Jawa Timur, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menemui keluarga penumpang pesawat. Kepada mereka, Kalla menyampaikan simpati dan ikut bersedih kepada seluruh keluarga penumpang. Kalla meyakinkan bahwa pemerintah akan berusaha keras untuk menemukan pesawat.

Sampai kemarin sore, pemerintah tidak memberi batas waktu pencarian penumpang AirAsia. Fokus utama pemerintah saat ini adalah menemukan pesawat yang hilang.

Berpacu dengan waktu

Pemerintah berpacu dengan waktu dalam upaya pencarian pesawat AirAsia. Cuaca kondusif kemungkinan hanya berlangsung satu-dua hari ini. Mulai 2 Januari, cuaca buruk berpotensi terjadi di lokasi pesawat hilang kontak.

”Tim pencarian harus memanfaatkan waktu yang sempit ini dengan maksimal. Waktu kondusif hanya sekitar 1-2 hari,” tutur Kepala BMKG Andi Eka Sakya di Jakarta.

Di lokasi pesawat hilang kontak, gelombang air kemarin terpantau hanya setinggi 1,5 meter sehingga sangat aman untuk kapal-kapal pencari.

Andi mengatakan, arus laut serta tinggi gelombang yang kondusif diperkirakan bertahan hingga akhir bulan ini. BMKG memprediksi gelombang laut tinggi pada 2 atau 3 Januari bisa mencapai sekitar 3 meter. ”Tentu kami terus memperbarui mengingat cuaca sangat dinamis. Tanggal 1 Januari pantauan akan lebih tepat,” ucapnya.

Heru Jatmika, Kepala Bidang Meteorologi Penerbangan BMKG, menambahkan, di lokasi kejadian, hujan lebat kemungkinan terjadi pada 2 Januari. Selama 24 jam, curah hujan akan mencapai 60-80 milimeter. ”Biasanya, hujan lebat disertai angin kencang,” katanya.