Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Harian Terbit) Urus e-KTP Saja Belum Becus, DPR: Program KTP Anak Pemborosan Anggaran

12/12/2018



Jakarta, HanTer - Rencana Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi anak-anak kelahiran Indonesia berusia 0-17 tahun menuai kritik banyak pihak, lantaran pembuatan KTP elektronik hingga kini belum dapat diselesaikan dengan baik.

Komisi II DPR RI pun menganggap proyek KTP Anak Indonesia (KAI) tersebut tidak relevan dilakukan di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang menurun saat ini.

"Saya baru dengar informasi ini. Tidak relevan lha di tengah ekonomi Indonesia sekarang ini," ungkap Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Riza Patria kepada Harian Terbit, di Jakarta, Kamis (8/10/2015).

Ahmad menilai, anak-anak Indonesia sebenarnya sudah memiliki identitas seperti akta kelahiran, data di Kartu Keluarga, serta Kartu Pelajar dari sekolah pendidikannya.

"Terus tujuan KTP Anak Indonesia apa jika semua identitas data tersebut sudah ada di akta kelahiran, Kartu Pelajar dan Kartu Keluarga. Jangan nambah beban anggaran negara inilah, pemborosan namanya. Tidak efektif," imbuhnya.

"Ngurus e-KTP saja masih belum becus, malah mau buat KTP Anak Indonesia. Harusnya Kemendagri selesaikan dulu distribusi ataupun pembuatan e-KTP. Contoh saja dapil saya di Cianjur, banyak yang belum terima blangko, karena habis," keluhnya.

DPR pun menyarankan Kemendagri untuk fokus konsentrasi ke penyelesaian e-KTP. "Banyak daerah yang belum terima blangko e-KTP. Selain itu juga belum merata. Jangan nambah masalah baru dengan membuat proyek KTP Anak Indonesia. E-KTP saja banyak dipalsukan dan tidak menjamin single identitas," jelasnya.

Dirinya mempertanyakan, apakah KAI tersebut akan memiliki keakuratan data serta apakah ada fungsi yang membedakan KAI dengan akta kelahiran, Kartu Keluarga maupun Kartu Pelajar. "Kalau ternyata fungsinya tidak beda jauh, ya jelas namanya pemborosan anggaran. E-KTP saja menghabiskan dana triliunan tidak optimal, ini malah mau nambah program yang secara tidak langsung sama seperti tanda identitas yang sudah ada," tegasnya.

DPR, kata Ahmad sejauh ini belum diajak bicara dengan pihak Kemendagri. Padahal, program tersebut akan dilaksanakan pada 2016. "DPR belum diajak bicara Kemendagri. Yang pasti DPR tidak setuju dengan rencana tersebut," tandasnya.