Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Kompas) Pertalite untuk hapus perlahan Premium

12/12/2018



Pemerintah tidak mempermasalahkan produk baru yang akan diluncurkan PT Pertamina (Persero) dalam waktu dekat. Dengan kualitas di atas Premium dan harga di bawah Pertamax, produk bernama Pertalite itu diharapkan dapat menggantikan Premium.

"Pertamina sudah komunikasi secara informal. Saya kira ide meluncurkan produk itu masuk akal," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Jumat (17/4), di Jakarta.

Seperti diberitakan, PT Pertamina (Persero) akan meluncurkan produk bahan bakar minyak jenis baru pada Mei 2015. Harga dan kualitas produk tersebut di atas Premium dan di bawah Pertamax. Peluncuran produk ini merupakan strategi bisnis Pertamina di sektor bahan bakar minyak.

Menurut Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang, penjualan produk bahan bakar minyak (BBM) jenis baru itu masih diprioritaskan di kota-kota besar di Jawa. Produk itu hanya tersedia di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) di pusat kota. Seiring diluncurkannya produk baru itu, mulut selang untuk Premium di SPBU di kota-kota besar akan dikurangi (Kompas, 16/4).

Menurut Sudirman, tujuan utama peluncuran produk baru, Pertalite, itu menghilangkan Premium (RON 88) secara bertahap. Selain itu, selama ini pengadaan Premium mengandung kecurigaan karena dianggap hanya dapat dipenuhi pihak-pihak tertentu. "Syukur-syukur dalam dua tahun ke depan, RON 88 perlahan dapat hilang," kata Sudirman.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro mengatakan, produk baru itu akan memberikan pilihan lebih banyak bagi masyarakat. "Sekarang, kami sedang mempersiapkan logistik dan distribusi. Produk baru ini akan diluncurkan di SPBU di DKI Jakarta secepatnya," katanya.

Menurut Wianda, setidaknya ada 29 SPBU di DKI Jakarta yang akan melayani produk itu. Untuk sementara, belum semua SPBU akan dapat melayani produk itu. Namun, komunikasi dengan pengelola SPBU terkait produk baru sudah dilakukan sejak dua bulan lalu.

Menurut Wianda, produk baru BBM itu menawarkan dua hal, yakni kualitas yang lebih baik dari Premium, tetapi dengan harga yang lebih ekonomis dari Pertamax. Pihaknya telah berkomunikasi dengan Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN. Kini, RON jenis baru itu tengah diurus lisensinya di Kementerian ESDM.

Terkait wacana penghapusan Premium, Wianda menyatakan dengan peluncuran produk itu, Premium tak serta-merta akan dihapus. Peluncuran produk baru itu murni merupakan strategi bisnis yang diambil PT Pertamina.

Namun, Wianda menolak menyebutkan harga produk baru itu per liter. "Dengan produk baru, kami tidak serta-merta menghapuskan Premium. Masih perlu kita lihat bagaimana pola konsumsi Premium dan produk baru itu," katanya.

Saat ini, ungkap Wianda, tren konsumsi Pertamax di kota-kota besar cenderung naik. Namun, angkutan perkotaan masih menggunakan Premium. Oleh karena itu, sebelum Premium dihapuskan, mesti dipetakan terlebih dahulu kebutuhannya.

Siap produksi

Dari Boyolali, Jawa Tengah, dilaporkan, terminal bahan bakar minyak milik PT Pertamina bersiap memproduksi produk bahan bakar minyak baru. Di terminal bahan bakar minyak Boyolali, Jawa Tengah, misalnya, sudah siap memproduksi sebanyak 5.000 kiloliter. Produksi akan ditambah apabila permintaan naik.

Kepala Operasi Terminal BBM Boyolali Sutjipto mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan rencana produksi BBM jenis baru yang menurut rencana diluncurkan mulai bulan Mei. Produk BBM baru itu merupakan campuran Premium (RON 88) dengan Pertamax (RON 92). Untuk sementara, produk itu akan dibuat sebanyak 5.000 kiloliter.

"Jika respons konsumen bagus dan permintaan meningkat, kapasitas produksi akan dinaikkan dari 5.000 kiloliter menjadi 13.000 kiloliter. Produksi bisa dilakukan di terminal BBM milik Pertamina," kata Sutjipto, Jumat, di Boyolali.

Ketua Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin mengatakan, produk baru BBM tersebut belum memenuhi standar mesin kendaraan sekarang. Mesin kendaraan sekarang ini hanya sesuai untuk BBM dengan RON minimal 91 atau 92. Padahal, produk baru nanti adalah BBM dengan RON 90.

"Negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand, bahkan Vietnam tidak lagi memakai BBM dengan RON dibawah 91. Mereka sudah menerapkan standar Euro 4 pada kendaraannya yang mensyaratkan BBM RON 91 atau 92," katanya.

Meski pemerintah tak permasalahkan Pertalite, ada kekhawatiran bahwa Pertalite menimbulkan pertanyaan di kalangan DPR. Rapat terakhir Pertamina dengan komisi 7 DPR (Kamis, 16 April 2015) justru tak melakukan penjelasan apapun pada DPR terkait Pertalite.

http://print.kompas.com/baca/2015/04/18/Produk-Baru-Tak-Masalah