Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Kompas) UN 2015: Antisipasi Gangguan Teknis

12/12/2018



Jutaan murid SMA/MA/SMK mulai menjalankan ujian nasional, Senin (13/4). Pada tahun ini, untuk pertama kalinya, diterapkan pula ujian nasional berbasis komputer. Berbagai gangguan teknis berusaha diantisipasi agar para murid peserta ujian berbasis komputer tidak terganggu saat ujian.

 

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ujian nasional (UN) tahun ini di jalani setidaknya 2,8 juta siswa sekolah menengah atas dan kejuruan. Terdapat 515 sekolah jenjang SMA/MA/SMK dengan 160.947 murid yang akan mengikuti UN berbasis komputer di 29 provinsi.

Jumlah sekolah terbanyak yang mengikuti UN berbasis komputer di Yogyakarta (97 persen sekolah), sedangkan di Papua diikuti 3,1 persen sekolah. Sekolah selebihnya akan tetap menjalankan UN menggunakan naskah lembar soal dan jawaban.

Di Jayapura, untuk mengantisipasi pemadaman listrik yang terjadi di Jayapura selama beberapa hari terakhir, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Jayapura menyiagakan petugas bagian teknik di sejumlah sekolah yang melaksanakan UN berbasis komputer.

"Ketika terjadi pemadaman listrik, para petugas inilah yang akan mengatasinya. Kami pun mencatat nomor telepon kepala sekolah. Seluruh petugas juga mengawasi dua pembangkit listrik milik kami, yakni PLTD Waena dan PLTD Yarmock, selama pelaksanaan ujian," ujar Manajer PLN Area Jayapura Mery Louw saat dihubungi dari Jayapura, Minggu.

Dia mengatakan, PLN tak bisa menjamin 100 persen tak akan terjadi pemadaman listrik saat pelaksanaan ujian. Mayoritas penyebab gangguan layanan listrik di Jayapura ialah faktor alam, seperti longsor dan ulah oknum yang merusak kabel listrik.

Koordinasi dengan PLN juga dilakukan Dinas Pendidikan Kota Magelang dan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Ketersediaan listrik diperlukan bagi sekolah yang melaksanakan UN berbasis komputer.

Kendati demikian, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung Ujiono mengatakan, semua sekolah diharapkan tetap bersiap menghadapi berbagai hal yang dapat menyebabkan padamnya listrik.

"Untuk mengantisipasi padamnya listrik karena faktor alam, seperti hujan atau angin kencang, sekolah-sekolah diharapkan tetap menyiapkan genset," ujarnya.

Komputer jinjing

Di Surabaya, para murid diperbolehkan menggunakan komputer jinjing saat ujian. Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ikhsan mengatakan, siswa bisa menggunakan komputer jinjing sendiri. Syaratnya, minimal sehari sebelum ujian alat itu sudah dikarantina di sekolah masing- masing.

Beberapa pekan sebelum penyelenggaraan, seluruh sekolah yang melaksanakan UN dalam jaringan sudah didukung perangkat sesuai ketentuan dari Kemdikbud. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun beberapa kali mengumpulkan kepala sekolah agar mengawasi proses ujian dan mengingatkan siswa tidak memercayai segala macam bentuk tawaran kunci jawaban. "Jangan percaya dengan informasi adanya bocoran kunci jawaban," kata Risma.

Di berbagai sekolah di Malang, Jawa Timur, yang melaksanakan UN berbasis komputer, sebelumnya telah menyinkronkan server sekolah dengan Kemdikbud. Soal dikirimkan dalam jaringan ke server sekolah dengan kode keamanan bertingkat.

"Kemarin (Sabtu, 11/4), ada satu sekolah, yakni SMK Negeri 2, yang belum berhasil menyinkronkan server. Namun, Minggu pagi, kami mendengar informasi sekolah itu sudah berhasil menyinkronkan," ujar Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota Malang Sri Ratnawati.

Gunakan lembar soal

Sebagian sekolah tetap memilih menyelenggarakan UN dengan menggunakan lembar jawaban dan soal, misalnya, Jember. "Jujur saja, kami belum siap ujian nasional berbasis komputer. Kami tidak perlu malu atau jatuh gengsi," kata Bambang Hariyono selaku Kepala Dinas Pendidikan Jember, Jawa Timur.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemdikbud Nizam mengatakan, pihaknya menawarkan UN berbasis komputer ke sekolah yang diyakini siap sarana dan prasarananya. "Mungkin banyak sekolah SMA/MA yang merasa belum siap atau khawatir malah terjadi masalah," ujarnya.

Guna menghindari kebocoran naskah UN, Dinas Pendidikan Jember mengerahkan petugas dari kepolisian. Sejak Sabtu pagi, naskah soal UN tersimpan di kepolisian sektor.

Di Kediri, Ketua Dewan Pendidikan Kota Kediri Atrub berharap tindakan negatif, seperti kecurangan, bisa hilang. Tahun lalu, di Kediri sendiri sempat beredar bocoran soal ujian. Harapan serupa diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.

Berdasarkan pemantauan dan laporan yang dia terima, sejauh ini tidak ada laporan mengenai indikasi kecurangan. "Jangan rusak persiapan yang sudah dilakukan sebaik-baiknya dengan kecurangan," katanya.

http://print.kompas.com/baca/2015/04/13/Antisipasi-Gangguan-Teknis