Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Kompas.com) Pengusaha Tambang Ini Sebut Keringanan Pajak Hanya Akal-akalan

12/12/2018



JAKARTA, KOMPAS.com – Perusahaan tambang yang kini tengah merampungkan proses pembangunan smelter di Kalimantan Barat, PT Harita Prima Abadi Energi hingga saat ini belum memperoleh insentif dari pemerintah berupa tax holiday alias pembebasan pajak. 

Padahal menurut Direktur Utama Harita Erry Sofyan, pengurusantax holiday sudah dimulai lebih dari setahun silam. “Satu tahun yang lalu ngurus, tapi sampai saat ini belum fixed,” kata Erry kepada Kompas.com, Jakarta, Jumat (12/6/2015). 

Kemarin, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menyatakan kebijakan baru pemerintah yakni bagi perusahaan yang tidak disepakati mendapatkan fasilitas tax holiday, maka berpeluang mendapatkan fasilitas tax allowance (keringanan pajak), sejauh memenuhi persyaratan. Namun, Erry justru menyangsikan kebijakan tersebut. 

Tax allowance itu akal-akalan (saja). Karena begini, pemerintah bisa berdalih misal, Antam sudah dapat tax holiday, Harita tidak boleh. Harita dapat tax allowance saja,” kata Erry. 

Ketua Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) itu mengatakan harusnya aturan tersebut diubah. Dia bilang, pada pertemuan beberapa waktu lalu antara perusahaan yang membangun smelter dengan Presiden Joko Widodo, dia menyampaikan seharusnya semua pionir mendapatkan tax holiday

“Saat ini di Indonesia belum ada industri alumina. Kalau ada lima misalnya yang membangun smelter alumina, harusnya kelimanya dapat. Pionir bukan berarti satu yang pertama. Mungkin dalam kurun waktu lima tahun itu disebut pionir, sampai 2020. Setelah 2020 itu bukan pionir lagi,” kata Erry. 

Sementara itu, ketika ditanya apakah Harita akan memanfaatkan fasilitas tax allowance jika tidak mendapatkan tax holiday, Erry menegaskan perseroan akan mengusahakan untuk tetap mendapatkan tax holiday. Sebab, dia menegaskan, Harita adalah satu di antara sejumlah pionir industri alumina. 

Harita membenamkan 2,2 miliar dollar AS untuk membangun smelter di Kalimantan Barat. Saat ini, perkembangan pembangunan smelter sudah mencapai 48 persen. Untuk itu Erry mengharapkan insentif dari pemerintah. Selama ini ia mengaku seluruh infrastruktur seperti pembangkit listrik dan pelabuhan dibangun secara mandiri.