Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Koran Tempo) Integritas Pimpinan DPR Dipertanyakan

12/12/2018



Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Zulkarnain menganggap pengisian kursi pimpinan ulat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat mengecewakan. Sebab, posisi penting itu kini sebagian dipimpin oleh wakil rakyat vang integritasnya dipertanyakan Mereka bermasalah dan diduga terlibat berbagai kasus korupsi. "Biar masyarakat menilai apakahparlemen mengalami krisis integritas," kata Zulkarnain saat dihubungi kemarin. Masuknya politikus bermasalah dalam pimpinan alat kelengkapan parlemen, kata dia, merupakan konsekuensi rekrutmen partai politik yang tak mengedepankan integritas. "Padahal pekerjaan di DPR sangat penting."

Sejumlah lembaga pegiat antikorupsi heran. Koordinator Bidang KorupsiPolitiklndonesia Corruption Watch, Abdullah Dahlan, mengatakan aneh partai masih memberikan jabatan strategis kepada politikusbermasalah. Jika jabatan politis diisi orang bermasalah, menurut dia, korupsi bakal makin marak. Sangat mungkin, kata Abdullah, politikus- bermasalah itu bertugas mengumpulkan duit untuk partai. "Seharusnya mereka yang bermasalah secara hukum tak diberi posisi strategis," ujarnya.

Peneliti Indonesia Budget Center, Laode Roy Salam, menilai partai tak memperhatikan rekam jejak dalam penempatan kadernya di DPR. Dia khawatir para politikus bermasalah itu memperburuk kinerja DPR. Politikus bermasalah, kata Roy, juga bisa menggunakan jabatan untuk menghambat kasus yang menjeratnya.

Sangat mungkin, menurut Roy,pimpinan Badan Legislasi yang diduga terlibat kasus korupsi akan terlibat aktif dalam menyusun Program Legislasi Nasional. Ini sungguh berbahaya. Sebab, pimpinan Badan Legislasi bisa mengajukan rancangan undang-undang yang tak mendukung kinerja lembaga hukum seperti KPK.

"Sulit dibayangkan mereka yang terlibat kasus harus menyusun Program Legislasi Nasional. Apa mungkin tak ada transaksi di situ?" ujar Roy.

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dari Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat NurWahid, menyangkal pengisian alat kelengkapan tak memperhatikan aspekintegritas. Dia menyebutkan, PKS telah melakukannya dengan melihat bakat, kemampuan, dan latar belakang tiap anggota. "Sejauh yang kami ketahui, kader kami bersih dan siap bekerja keras," katanya.