Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Koran Tempo) Komisi 9 Pertanyakan Investigasi Lanjutan Terhadap Kalbe Farma

12/12/2018



Anggota Komisi Kesehatan DPR dan FYaksi PPP, Okky Asokawati, menunggu hasil investigasi lanjutan yang dilakukan deh PT Kalbe Farma. Dalam surat hasil investigasi awal yang diterima Komisi Kesehatan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, tertulis bahwa BPOM menunggu hasil investigasi lanjutan oleh PT Kalbe Farma.


Investigasi lanjutan terkait dengan kasus meninggalnya dua pasien di RS Siloam pada pertengahan Februari lalu berguna untuk mengetahui akar permasalahan dalam kaitan dengan produksi obat bius Buvanest Spinal yang disuntikkan kepada korban. Hingga saat ini investigasi lanjutan itu belum dilaporkan kepada DPR. "Harusnya mereka sudah punya hasilnya," katanya dihubungi dua hari lalu.

Okky mengatakan hal itu pasti akan ditanyakannya saat rapat panitia kerja pekan depan."Semua pihakakan kami panggil saat rapat panja nanti," katanya. Komisi Kesehatan sudah membuat Panja Kasus Anestesi Pekan depan, Panja DPR menghadirkan Kementerian Kesehatan.

Anggota Komisi Kesehatan DPR dari Fraksi NasDem, Amelia Anggraini, mengatakan laporan Komisi Kesehatan dari BPOM dan Kemenkes belum bisa dipastikan kesalahan. "Semua masih berpotensi."

Dalam situs resminya, BPOM mewajibkan PT Kalbe Farma menginvesti-gasi dugaan terjadinya mix-up produk Buvanest Spinal 0,5% Heavy Injeksi dan Asam Traneksamat Injeksi. PT Kalbe Farma juga diminta mengkaji dan manajemen risiko serta menarik 26 produk yang diproduksi di line 6 yang beredar.

Vidjongtius, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Kalbe, sudah memeriksa produk dan proses produksi obat injeksi. "Dari pemeriksaan menyeluruh itu diketahui bahwa Kalbe perlu melakukan Cormtivr Action and Preventive Action (CAPA)," katanya dalam keterangan pers kepada Tempo kemarin.

Dengan melakukan CAPA, Kalbe mengaudit beberapa hal, seperti manajemen sistem, manajemen risiko, prosedur operasi standar serta supervisi, personel, dan material. Dari proses itu, kata Vidjongtius, tuk ada penyimpangan. "Sejauh ini tidak diketemukan bukti adanya penyimpangan dari produk Buvanest Spinal yang telah ditarik," ujarnya.

Deputi I Bidang Pengawasan Produk Terapeutikdan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif BPOM Tengku Bandar Johan Hamid mengukui hasil investigasi lanjutan belum diberikannya karena reses. Pihaknya akan memberikan hasil investigasi pada saat Rapat Dengar Pendapat (RDP).

BPOM.kata Ketua Komisi Kesehatan Yusuf Macan Effendi, rencananya datang dua hari lalu. Tapi ditunda lagi. "Agar Panja bisa tanya kasus ini kepada BPOM," katanya, Selasa lalu.
 
 
link asli (locked): http://koran.tempo.co/konten/2015/03/27/368790/DPR-Pertanyakan-Investigasi-Lanjutan-PT-Kalbe