Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Liputan6.com) Pemerintah Lelang 27 Wilayah Kerja Panas Bumi

12/12/2018



Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan listrik yang berasal dari energi panas bumi dapat mencapai 7,1 gigawatt (GW) pada 2025.

"Diharapkan pengembangan panas bumi pada 2025 menjadi 7,1 GW atau 7.100 MW, "kata Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak, Senin (2/11/2015) di Jakarta.

Guna mencapai target tersebut, lanjut dia, pihaknya telah menetapkan 27 wilayah kerja panas bumi (WKP) untuk dilelang kepada pengembang.

"Tahun ini tahap pertama kami telah melelang 2 WKP yaitu Gunung Lawu dan Danau Ranau, akhir Oktober ini akan menyusul tiga lagi yang dilelang yaitu Marana, Way Ratai dan Bukit Kili Gunung Talang. Kalau yang tiga terakhir ini kemungkinan pemenangnya diumumkan Februari," ujar Yunus.

Menurut dia, dengan demikian maka tahun ini lima WKP dilelang dan sisanya akan dilakukan lelang bertahap sampai dua tahun ke depan.

"Berarti dari 27 sudah 5 yang dilelang, sisanya akan dicicil, jadi dalam waktu dua tahun sudah bisa selesai semua 27 WKP siap digarap," kata Yunus.

Yunus menjelaskan, ke depannya dalam penentuan pemenang bukan berdasarkan pada harga tetapi pada komitmen eksplorasi dan manajemen kerja.

"Kalau komitmen eksplorasinya besar maka dia akan menjadi pemenang, maka dia akan diberikan IPB dan akan diberikan untuk eksplorasi baru pengembang bisa meneken PPA dengan PLN setelah ada hasil dari eksplorasi," ujar dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, untuk harga nanti akan ditetapkan melalui feed in tariff (FIT), hanya saja FIT ini berlaku untuk proses pengembangan ke depan, yang sekarang masih berlaku sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 17 tentang Pembelian Tenaga Listrik Dari PLTP Dan Uap Panas Bumi Untuk PLTP oleh PT Perusahaan Listrik Negara(Persero).

"Rezim sekarang masih memakai mekanisme terdahulu, sedangkan ke depannya harga akan dibuat mekanisme FIT misal mulai dari 5 MW - 220 MW, begitu selesai eksplorasi dan feasibility study maka baru bisa ketahuan harganya dan baru bisa terjadi transaksi antara pengembang dan PLN," pungkas Yunus.‎