Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

Panja Anestesi - Rapat Komisi 9 dengan RS.Siloam Karawaci, PERSI, ARSADA, ADINKES, ASKLIN dan PFKI

12/12/2018



Pada 6 April 2015 Panitia Kerja (Panja) Kasus Anestasi Komisi 9 mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (ARSADA), Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES), Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN) dan Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia (PKFI) terkait Kasus Malpraktek RS.Siloam Karawaci dan obat Buvanest.

Pemaparan Mitra

Berikut adalah beberapa pemaparan dari Direksi RS.Siloam Karawaci, antara lain:

  • Dipastikan pasien tidak alami alergi apapun. Kasus murni kesalahan isi obat Kalbe.

  • Malam kejadian pasien wafat setelah diberi Buvanest, sore setelahnya 4 orang dari Kalbe datang ke rumah sakit.

  • Empat orang Kalbe akui bahwa isi ampul bukan Buvanest tapi dilabeli Buvanest.

  • Segera setelah kejadian pasien wafat, kami mengurus segala hal hak-haknya pasien.

Pemantauan Rapat

Berikut adalah respon dari fraksi-fraksi terhadap pemaparan dari perwakilan dari Mitra Rapat antara lain:

Fraksi PDI Perjuangan: Oleh Daniel Lumban Tobing dari Jabar 7. Karena Daniel lama kerja di pabrik, Daniel mengerti sekali banyak catatan yang seharusnya dilakukan sangat detil. Menurut Daniel seharusnya kemungkinan pabrik missed suatu produk itu kecil sekali. Daniel saran untuk coba buktikan saja bahwa sudah dicek kelayakan obat Buvanest dan proses pembuatannya.

Fraksi Golkar: Charles J. Mesang dari NTT 2. Menurut Charles permasalahan yang ada di RS.Siloam Karawaci yang disuntikkan kepada pasien bukan Buvanest dan sudah ada pengakuan dari Kalbe bahwa obatnya yang salah. Namun demikian, menurut Charles mencegah human error adalah hal yang harus dilakukan pihak RS.Siloam Karawacii sejak dulu.

Syamsul Bachri dari Sulsel 2. Syamsul minta penjelasan ke pihak RS Siloam Karawaci kebenaran tentang isu adanya dokter yang mengambil obat ke Kalbe-nya sendiri.

Fraksi Demokrat: Oleh Dede Yusuf Macan Effendy dari Jabar 2 dan sebagai Ketua Komisi 9. Dede menilai mungkin RS.Siloam Karawaciciong’. Apes.

Verna Gladies Merry Inkiriwang dari Sulteng. Menurut Verna kesalahan bisa terjadi karena bentuk ampul soalnya warna obatnya sama.

Fraksi PAN: Oleh M Ali Taher dari Banten 3. Ali menggaris bawahi ada 3 faktor yang terjadi di lingkungan kesehatan yaitu etika, disiplin dan faktor yuridis. Ali menilai keselamatan pasien sepertinya diabaikan dan tidak ditindaklanjuti. Panitia Kerja (Panja) bukan mencari kesalahan tetapi mencari solusi kebaikan. Satu nyawa pasien sangat berarti.

Fraksi PKB: Oleh Nihayatul Wafiroh dari Jatim 3. Menurut Ninik seharusnya sejak awal sudah harus ada penelitian apakah tim rumah sakit sudah bekerja dengan maksimal atau belum. Apakah apoteker sudah konfirmasi kelayakan obat yang akan diberikan kepada pasien dan apakah dokter yang menyuntikkan anastesi sudah di periksa atau belum. Ninik menilai ketika kesalahan yang terjadi adalah dari pihak RS.Siloam Karawaci, maka Pemerintah harus memberikan punishment.

Fraksi Hanura: Oleh Djoni Rolindrawan dari Jabar 3. Menurut Djoni pengujian obat bukan dilakukan oleh pihak Kalbe tapi oleh pihak RS.Siloam Karawaci. Menurut Djoni banyak pasien meninggal bukan karena sakit tetapi karena kesalahan rumah sakit. Perhatian kita adalah pasien BPJS yang membludak ini dapat ditangani segera. Untuk kepentingan masyarakat, diusulkan untuk BPJS rasio 1 dokter untuk 1 pasien. Menurut Djoni di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapore, 70% dari pasiennya adalah orang Indonesia. Djoni menilai lebih baik kita biarkan dokter-dokter dari luar masuk praktek di Indonesia daripada warga kita berbondong-bondong ke luar negeri.

Respon Mitra

Berikut adalah beberapa respon dari RS.Siloam Karawaci menanggapi pertanyaan dan masukan dari Komisi 9:

  • Kami memakai Buvanest karena buatan dalam negeri.

  • Terkait pengecekan di bagian farmasi apakah dilakukan tentang kadar dari obat tersebut, peristiwa pertama dilakukan pada jam 14:50, disuntikkan obatnya, disiapkan oleh petugas masih dalam segel.

  • Kedepankan kejujuran oleh karena itu para dokter sudah disumpah.

  • Sewaktu pasien dibangunkan pada peristiwa pertama, obatnya benar Buvanest tetapi pasien kejang.

  • Buvanest sudah digunakan sejak lama di Siloam dan tidak pernah ada masalah.

  • Dokter telah berpikir terjadi komplikasi karena tindakannya. Karena obatnya sudah benar.

  • Kami menambahkan stiker pada Buvanest.

  • Mulai pukul 18:40 pasien masuk ICU dan ditangani dengan maksimal.

  • Isi Buvanest tersebut tidak sesuai dengan ampulnya.

  • Pihak Siloam memanggil orang Kalbe untuk datang dan periksa tentang obatnya.

  • Tidak ada pelanggaran prosedur melainkan karena obat.

  • Ternyata sudah dicek dan isi ampulnya bukan Buvanest.

  • Saya sangat apresiasi jika pihak Kalbe ingin mengaku.

Untuk membaca rangkaian livetweet RDP Panja Anastesi kunjungi http://chirpstory.com/li/260492.

 

wikidpr/fr