Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Tempo.co) MEA Menjelang, Insinyur dan Tenaga Medis Indonesia Kurang

12/12/2018



TEMPO.CODepok - Asosiasi Profesi Tenaga Terampil dan Ahli Indonesia mencatat hingga 2019, Indonesia bakal mengalami defisit 120 ribu insinyur sipil dan 190 ribu tenaga medis. Hal tersebut berbanding terbalik dengan angka pengangguran yang tinggi di Indonesia, sebesar 5,8 persen dari total penduduk.

Plt Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri, Salman Al Farisi, mengatakan dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadi kesempatan bagi tenaga kerja yang belum terserap pasar dalam negeri untuk bekerja di level ASEAN. Dengan catatan, pekerja mesti mau dan mampu bersaing di tingkat regional.

"Kuncinya harus mengambil sertifikat standar kompetensi pekerja profesional," kata Salman, Senin, 2 Mei 2016.

Ia menuturkan ada delapan profesi yang mesti mempunyai standar Mutual Recognition Agreement (MRA) atau harmonisasi peraturan pengakuan standar kompetensi pekerja profesional. Total, ada delapan jenis profesi yang mesti berstandar MRA bila mau bersaing di level ASEAN, yakni insinyur, arsitektur, perawat, dokter, dokter gigi, akuntan, land surveyor, dan pekerja pariwisata. 

"Dari delapan jenis itu, kebutuhan insinyur dan tenaga medis di Indonesia sangat tinggi," ucapnya.

Bahkan, untuk perawat dan tenaga medis lainnya banyak rumah sakit maupun perusahaan yang telah mengijon tenaga kesehatan saat mereka masih menjalani perkuliahan. Soalnya, laju pertumbuhan rumah sakit di Indonesia tinggi, tapi belum diiringi sumber daya manusianya.

"Tapi, untuk pekerja asing mesti bersertifikat MRA. Bahkan, dokternya harus bisa menulis resep sesuai dengan standar Indonesia," ujarnya.

Sedangkan, untuk insinyur Indonesia juga sangat minim bila melihat pertumbuhan infrastruktur yang tinggi. "Indonesia banyak membangun tol, jalur kereta, dan infrastruktur yang menunjang pembangunan lainnya. Tapi, insinyurnya masih kurang," katanya.