Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Tempo.co) Menteri Rudiantara Ingin KUR Jadi Dana Untuk Start up

12/12/2018



TEMPO.COJakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara berharap dana Kredit Untuk Rakyat (KUR) yang selama ini dibagikan untuk usaha kecil dan menenhah (UKM) sebagian dialokasikan untuk dana pembentukan perusahaan start up internet. "Kami sedang mendesak agar ada peraturan presiden yang membolehkan dana KUR untuk mendanai start up," kata Rudiantara dalam di acara Indonesia E-commerce Summit & Expo di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Rabu, 27 April 2016.

Di Thailand, ujar Rudiantara, pemerintah setempat menyediakan dana US$ 570 juta untuk pembentukan perusahaan start up digital. Dana itu diberikan ke venture capital. "Kenapa Thailand bisa kita tidak?" tanya Rudiantara.

Rudiantara menambahkan, sekarang sedang memcari payung hukum untuk penyaluran KUR bagi venture capital. Pelaksananya kelak perusahaan di bawah BUMN seperti Bahana Sekuritas. 

Menurut Rudiantara, pemerintah perlu mengambil langkah itu untuk mendorong pertumbuhan UKM di bidang industri digital. Di Amerika Serikat, lebih dari separuh Gross Domestik Produk atau Produk Domestik Bruto (GDP) nya disumbang okeh UKM. "Tapi UKM di sana sudah digital semua," katanya. 

Indonesia mirip dengan Amerika, yakni 56 persen GDP Indonesia disumbang oleh UKM. Bedanya, di Indonesia UKM belum go digital.

KUR sendiri adalah kredit murah yang dilahirkan pemerintah era Presiden Joko Widodo. Kredit ini bunganya hanya 9 persen karena 8 persen bunga lainnya ditanggung pemerintah. Target pemerintah adalah menyalurkan dana KUR hingga Rp 120 triliun pada tahun ini.

Rudiantara optimistis bila sebagian dana KUR bisa dialokasikan ke start up digital maka pertumbuhan bisnis online Indonesia akan semakin tinggi.

Pemerintah, kata Rudiantara, tugasnya adalah membuat koridor dan mendorong industri maju bukan sekadar mengatur atau mengeluarkan regulasi saja.

Dia mencontohkan Cina yang berhasil mendorong pertumbuhan e-commerce di negerinya sehingga melebihi transaksi yang di Amerika hanya dalam waktu 10 tahun. "Industri E-commerce di Amerika butuh 30 tahun untuk seperti yang sekarang," kata Rudiantara.

Dia optimistis industris e-commerce Indonesia bakal berkembang. Apalagi nanti setelah 2019, saat jaringan Palapa Ring sudah rampung. Palapa Ring adalah infrastruktur broadband internet yang menghubungkan seluruh wilayah Indonesia.

"Saat ini akses internet di Papua kecepatannya baru 1/25 internet di Jakarta," kata Rudiantara. "Setelah 2019 kecepatan internet akan sama dan bisnis online akan berkembang."