Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Berita Terkait

Kategori Berita

(Tempo.co) RNI Impor 50 Ribu Sapi Bakalan dari Australia

12/12/2018



TEMPO.COJakarta -PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) mengimpor sapi bakalan dengan jumlah 50 ribu ekor dari Australia. Direktur Utama RNI, Didik Prasetyo, mengatakan impor kali ini merupakan bagian dari rencana pemerintah mendatangkan 250 ribu sapi demi memenuhi pasokan daging.

Menurut Didik, sapi-sapi bakalan tersebut telah tiba di Majalengka Jawa Barat, 18 Mei lalu. Sebelum disembelih, sapi-sapi itu akan digemukkan di peternakan sapi milik RNI di Jatitujuh, Majalengka. “Harus digemukkan minimal hingga 100 hari,” kata Didik, kepada Tempo, di kantornya, 20 Mei 2016.

Namun, menurut Didiek, kedatangan sapi tersebut tak sesuai dengan rencana. Awalnya, RNI menjadwalkan impor pada April lalu untuk mengantisipasi kekurangan persediaan daging saat Ramadan. Namun, karena tidak ada kapal angkut dari Australia, kedatangan sapi-sapi itu mundur satu bulan. "Jadinya, sapi-sapi tersebut baru bisa dipotong paling cepat pada Agustus mendatang," ujarnya.

Selain untuk persediaan daging, RNI mengimpor sapi untuk mengoptimalkan kandang-kandang yang telah mereka bangun beberapa waktu lalu. Peternakan sapi tersebut, kata Didiek, dikembangkan secara terpadu dengan industri tebu milik perseroan. Program bernama SaTe atau sapi tebu ini digagas Dahlan Iskan pada 2012, saat menjabat Menteri Badan Usaha Milik Negara.

Ihwal impor sapi, media Australia, ABC, menyatakan Kementerian Perdagangan Indonesia telah menerbitkan rekomendasi kepada Kementerian Pertanian untuk mengimpor 250 ribu sapi. Impor tersebut akan dilakukan secara bertahap selama empat bulan ke depan. Dengan asumsi harga rata-rata US$ 780-1.050 per ekor, dana yang dikeluarkan pemerintah Indonesia untuk mendatangkan sapi bisa mencapai US$ 195-262 juta.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pemerintah juga akan mengimpor daging sapi hingga 10 ribu ton. "Kami koordinasikan dengan Kementerian Perdagangan," kata dia, di Bandung, Ahad lalu. Saat ini, harga daging sapi di pasar melonjak dari harga normal Rp 90-100 ribu menjadi Rp 115-140 ribu per kilogram menjelang Idul Fitri. Selain tingginya permintaan, harga daging melonjak akibat kurangnya pasokan dari peternak lokal dan pengusaha penggemukan (feedlot). Data Kementerian Perdagangan menyebutkan, kebutuhan daging pada hari raya biasanya mencapai 250 ribu ton. Padahal, stok yang ada rata-rata 170 ribu ton.