Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Review 1H 2015 dan Prediksi 2H 2015 — Badan Anggaran (Banggar) DPR-RI Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia

Tanggal Rapat: 2 Jul 2015, Ditulis Tanggal: 26 Mar 2021,
Komisi/AKD: Badan Anggaran , Mitra Kerja: Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia

Pada 2 Juli 2015, Badan Anggaran (Banggar) DPR-RI mengadakan Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Keuangan (Menkeu) dan Gubernur Bank Indonesia (BI) mengenai Review 1H 2015 dan Prediksi 2H 2015. Raker ini dibuka dan dipimpin oleh Said Abdullah dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dapil Jawa Timur 11 pada pukul 15.36 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Ilustrasi: mag.co.id)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia

Pemerintah

  • Outlook ekonomi akhir tahun 2015:
    • Pertumbuhan ekonomi 5,2%.
    • Inflasi 4,2%.
    • Lifting minyak mentah 825.
    • Gas 1221.
  • Risiko adalah tekanan dari ekonomi global. Outlook terakhir ekonomi pertumbuhan 3,5%. Turun dari tahun lalu. Meskipun ada perbaikan, outlook ekonomi di Amerika tidak pasti juga. Kebijakan ekonomi juga belum bisa diprediksi di sana. Ada perlambatan ekonomi di negara-negara maju seperti Korea Selatan, Canada, dan Jerman.
  • Indeks komoditas dunia terus menurun.
  • Konsensus forecast terhadap Indonesia untuk Juni 2015 sangat beragam dari satu lembaga dengan lembaga lain. Secara umum, 5,0% untuk proyeksi pertumbuhan di Indonesia dari beberapa forecast.
  • Konsumsi rumah tangga dan Pemerintah terus meningkat di Indonesia menurut Bloomberg. Dari 4,7% di kuartal 1 menjadi 5,4% di kuartal 4. Konsumsi rumah tangga masih bertumbuh menuju 5% namun ekspor dan impor tetap menurun.
  • Komoditas perkebunan di Sumatera juga menurun. Jadi, pertumbuhan Sumatera di bawah proyeksi nasional.
  • Daerah-daerah yang bergantung kepada tambang dan perkebunan, pertumbuhannya di bawah forecast nasional. Namun daerah-daerah yang bergantung kepada jasa, manufaktur, dan wisata pertumbuhannya di atas forecast nasional. Maka, bila konsentrasi ke Jawa dan Bali, ini sudah kontribusi lebih dari 60% perekonomian Indonesia.
  • Pemerintah merumuskan beberapa kebijakan yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu:
    • Percepatan belanja Pemerintah.
    • Memperluas syarat penerima fasilitas tax allowance.
    • Pemberian visa bebas kunjungan untuk 45 negara.
    • Revisi PP pengadaan barang dan jasa Pemerintah.
    • Penghapusan PPn Barang Mewah.
    • Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
    • Perbaikan tax holiday.
    • Subsidi Kredit Usaha Rakyat (KUR).
    • Penjaminan program infrastruktur.
    • Perpres mengenai direct lending dimana BUMN bisa menerima pinjaman langsung.
  • Diharapkan mudah-mudahan belanja Pemerintah di Kuartal 3 bisa memberikan dorongan untuk pertumbuhan di kuartal 4.
  • Ekspor dan impor terlalu tinggi. Sumber pertumbuhan Indonesia tidak akan berasa dari sini.
  • Perkembangan inflasi Indonesia sampai dengan Juni 2015 7,26% karena kenaikan harga BBM dari November 2014. Perhitungannya November 2015 inflasi akan turun. Maka proyeksi 4,21% untuk akhir tahun 2015.
  • Kurs Indonesia mengalami depresiasi, tetapi tidak jauh dari Malaysia persentasenya.
  • Current account defisitnya harus diperbaiki.
  • Nilai tukar di tahun 2015 Rp13.100 per dollar AS.
  • ICP sampai dengan bulan Desember masih USD59.
  • Dari Cepu sudah mulai berproduksi dan akan menghasilkan pada Oktober mendatang namun masih on schedule.
  • Pemerintah sudah memitigasi risiko dan sudah berkoordinasi dengan K/L.
  • Pemerintah mendorong penyelesaian nomenklatur.
  • Mengenai perpajakan, Pemerintah punya mekanisme untuk monitoring APBN. Pemerintah akan melakukan setiap bulan. Dari mekanisme monitoring, Pemerintah bisa menjaga defisit tetap pada targetnya dan bisa melihat tantangannya. Dari situ akan dilakukan optimalisasi.
  • Tidak ada angka estimasi penerimaan pajak yang lain. Ini lah satu-satunya.
  • Mengenai lifting Cepu, untuk semester 1 masih di bawah target namun Pemerintah kesana 1,5 bulan lalu untuk meyakini. Semester 1 30.000 barrel namun di ujung semester 2 akan ditingkatkan ke 200.000 barrel, namun di 2016 akan stabil di 160.000.
  • Dampak depresiasi rupiah ini tidak sesignifikan dulu, hanya Rp1-2 Triliun dampaknya ke defisit.

Gubernur Bank Indonesia (BI)

  • Cadangan devisa cukup untuk digunakan untuk stabilisasi.
  • BI harus terus memperbaiki hal-hal yang menumbuhkan confidence. Perbaikan rating Indonesia harus dilakukan.
  • Fundamental ekonomi harus diperbaiki agar inflasi akan lebih rendah dan pertumbuhan semakin tinggi.
  • Rupiahnya akan digunakan untuk APBN.
  • Semua pinjaman dalam bentuk valuta asing (valas) akan menjadi penerimaan Pemerintah. Valas akan disimpan menjadi cadangan devisa.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan