Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Program Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 serta Persiapan Penyelenggaraan Asian Games 2017, Evaluasi APBN 2017, dan lain-lain — Komisi 10 DPR-RI Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Ketua Umum KONI, Ketua Eksekutif KOI, Ketua Satlak Prima, Ketua INASGOC, Ketua INAPGOC

Tanggal Rapat: 12 Sep 2017, Ditulis Tanggal: 16 Oct 2020,
Komisi/AKD: Komisi 10 , Mitra Kerja: Sekmen Kemenpora, Ketua Umum KONI, Ketua KOI, Ketua Satlak Prima, Ketua INASGOC, Ketua INAPGOC

Pada 12 September 2017, Komisi 10 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Ketua Eksekutif Komite Olimpiade Internasional (KOI), Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), Ketua Indonesian Asian Games Organizing Committee (INASGOC), Ketua Indonesia Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC) mengenai Program Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 serta Persiapan Penyelenggaraan Asian Games 2017, Evaluasi APBN 2017, dan lain-lain. RDP ini dibuka dan dipimpin oleh Ferdiansyah dari Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) dapil Jawa Barat 11 pada pukul 11:10 WIB dan dinyatakan

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Sekmen Kemenpora, Ketua Umum KONI, Ketua KOI, Ketua Satlak Prima, Ketua INASGOC, Ketua INAPGOC

Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora)

  • Kemarin, Kemenpora telah menghadiri rapat untuk membahas anggaran. Hari ini, telah dihadiri KOI, KONI, INASGOC, INAPGOC, Satlak Prima untuk memberikan penjelasan detail.
  • Semua yang ada di sini diharapkan bisa menjelaskan secara mendetail yang ingin disampaikan untuk pagu anggaran tahun 2018.
  • Kemenpora menyelamatkan Asian Para Games karena sejauh ini belum ada sepeserpun masuk ke rekening INAPGOC.
  • Kemenpora meminta dukungan dari Pimpinan dan Anggota Dewan. Atlet harus ada special treatmentnya.
  • Untuk penganggaran atlet jangan disamakan dengan PNS.

Ketua Eksekutif Komite Olimpiade Internasional (KOI)

  • Kebutuhan KOI tahun 2018 yaitu Youth Olympic di Argentina dan kebutuhan 1.500 Kontingen Asian Games yang harus menyewa USD50/hari selama 30 hari. Ada juga kebutuhan kontingen yang akan diputuskan setelah ada hasil data dari pertemuan ini agar penunjukan Chief of The Mission bisa dilakukan segera. Multi Event Youth Olympic Argentina dilaksanakan pada bulan Oktober dan Asian Games dilaksanakan pada bulan Agustus. Diharapkan anggaran lekas cair.
  • Kegiatan yang ada di KOI bisa dikoreksi apabila ada kegiatan yang berkenan maupun kurang berkenan.
  • Selama ini, mulai dari tahun 2016-2017, tidak ada pendanaan dari Pemerintah.

Ketua Indonesian Asian Games Organizing Committee (INASGOC)

  • Kebutuhan dana Asian Games Rp8.7 Triliun dan sudah dilakukan penekanan untuk efisiensi dengan tidak adanya dana untuk Youth ASEAN Games yang hampir sebesar Rp800 Miliar. Total kebutuhan dana INASGOC sebesar Rp4.9 Triliun.
  • Mengenai optimalisasi anggaran, tentunya pihak Sesmenpora yang akan melaporkannya lagi.
  • Kebutuhan dana Rp2.95 Triliun dengan kekurangan RP1.195 Triliun.
  • INASGOC sudah melakukan efisiensi besar-besaran, salah satunya untuk kantor INASGOC yang menyewa di Gedung Serbaguna daerah Senayan. Dari anggaran sebesar Rp4.9 Triliun, rencana yang multiyears sebesar Rp2 Triliun dan sudah mendapatkan izin dari Kemenkeu.

Ketua Indonesia Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC)

  • INAPGOC ingin memberikan gambaran progres, SK tentang pelaksanaan Asian Games 2017 diberikan pada Juni 2017, tapi belum dapat anggaran. Pada progres persiapan, terdapat anggaran Rp20 Miliar dari panitia sebelumnya, tapi sudah digunakan untuk membayar fee Asian Paralympic Committee (APC).
  • Sejak awal, INAPGOC mengusulkan alokasi anggaran sebesar Rp2.6 Triliun untuk kebutuhan Asian Para Games 2017. Kontingennya sama dengan ASEAN Games. Usulan sebesar Rp2.6 Triliun tersebut dialokasikan untuk 16 Cabang Olahraga (Cabor) dengan nomor yang lebih banyak dari Asian Games.
  • Panitia pelaksana mengharapkan bimbingan Anggota Dewan mengenai hal yang sebaiknya dilakukan terkait masalah anggaran ini.
  • Setiap multi event, ada pembukaan, broadcasting, IT, promosi, kebutuhan olahraga.
  • Saat ini, sedang berlangsung ASEAN Para Games di Malaysia. Tidak mungkin INAPGOC akan membuat Asian Paragames yang kalah dari Malaysia.
  • Kegiatan INAPGOC bukan untuk kegiatan komersial.
  • INAPGOC sangat membutuhkan promosi agar acara INAPGOC lebih semangat dan mendapat perhatian.
  • Bagi INAPGOC, Asian Para Games bukan tentang kalah menang, tapi tentang cara Indonesia menunjukkan pada dunia tentang keramahan Indonesia pada disabilitas.
  • Total tambahan Asian Para Games adalah sebesar Rp86 Miliar dan sudah masuk alarm sistem INAPGOC sebagai dana darurat persiapan ASEAN Para Games.
  • INAPGOC belum bisa menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan yang seharusnya Rp2.6 Miliar menjadi Rp806 Miliar.
  • Tanggal 6 Oktober 2017, ada 1 kegiatan sebelum Asian Para Games berlangsung.
  • Jumlah cabor Asian Para Games adalah sebesar 18 cabor,diantaranya ada para atletik, para badminton, judo, para powerlifting, para swimming, dan para table tennis. Cabor paling sulit adalah lawnball. INAPGOC sedang nego dengan APC untuk dihilangkan saja karena Indonesia tidak mempunyai atlitnya. Untuk cycling, INAPGOC sedang membangun Velodrome Rawamangun berkualitas internasional dengan investasi Rp700 Miliar. Akan ada 1.000 orang yang datang menggunakan kursi roda. Sedangkan di Gelora Bung Karno (GBK), hanya disiapkan 200 tempat kursi roda. Cabor aquatic sejauh ini masih bisa ditangani.
  • Ada 3 persepsi untuk aquatic venue, yaitu persepsi atlet, persepsi penonton, dan persepsi VVIP.
  • Kebanyakan tantangan venue untuk para disabilitas adalah lift.
  • Lift di GBK hanya 1.5 m, sedangkan yang diharapkan 2,5 m. lift yang eksisting di GBK atau Wisma Atlet hanya bisa masuk 1 kursi roda.
  • Asian Para Games berlangsung kurang lebih 3 minggu setelah Asian Games.
  • INAPGOC sadar bahwa dana yang digunakan adalah APBN, tapi tidak mungkin juga diefesiensikan dari Rp2.6 Triliun menjadi Rp826 Miliar.
  • Dalam waktu dekat, akan dilaksanakan Koordinator Komisaris 4 pada tangga; 5-6 Oktober. Tanggal 6 Oktober akan dilakukan countdown 1 tahun sebelum Asean Para Games. 7 Oktober akan diadakan meeting.
  • Belum ada anggaran yang masuk ke rekening INAPGOC.

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)

  • Tugas pokok KONI untuk membantu Pemerintah membuat kebijakan nasional dalam pembinaan dan pengelolaan prestasi olahraga berkoordinasi dengan komite regional dan nasional.
  • Usulan anggaran KONI tahun anggaran 2018 sebesar Rp363.67 Miliar.
  • KONI tidak sekadar untuk ASEAN Games saja, tapi juga harus menyiapkan atlet-atlet junior untuk di masa mendatang. Selama ini yang berprestasi selalu atlet senior. Atlet pelapis junior juga harus diberi kesempatan.
  • Anggaran untuk atlet KONI usulkan sebesar Rp10 Miliar.
  • Tugas KONI salah satunya untuk mendata dan melakukan pemasaran terhadap atlet-atlet di seluruh Indonesia.
  • Usulan anggaran peningkatan kapasitas pelaku olahraga sebesar Rp111.9 Miliar.
  • Saat ini, KONI mengalami kekurangan pelatih dan KONI juga harus meningkatkan kapasitas kepelatihan.
  • Usulan anggaran untuk peningkatan pelatihan atlet sebesar Rp137.4 Miliar.
  • Usulan anggaran program rapat kerja stakeholder keolahragaan sebesar Rp7 Miliar.
  • Event olahraga yang di daerah digunakan sebagai ajang seleksi nasional juga untuk para atlet.
  • Usulan penguatan KONI untuk mengelola persiapan Asian Games sebesar Rp96 Miliar.
  • Capaian atlet-atlet potensial tidak hanya untuk tahun 2018, tapi untuk 4 sampai 5 tahun ke depan.

Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima)

  • Strategi pemenangan:
    • Sukses Olympic Games 2016.
    • Sukses SEA Games 2017.
    • Sukses Asian Games 2018.
    • Sukses SEA Games 2019.
  • Dalam rencana pencapaian sukses Satlak Prima, ada 4 fase:
    • Konsolidasi.
    • Membangun kapasitas.
    • Optimalisasi kinerja.
    • Sukses berkelanjutan.
  • Fase membangun kapasitas tidak bisa dicapai karena beberapa faktor:
    • Rigiditas penggunaan anggaran.
    • Perubahan tatanan pengelolaan.
    • Perintah dan gerakan non tunai dari Kemenkeu.
    • Pemotongan anggaran 34%.
  • Terdapat perubahan tatanan yang menyebabkan pencairan anggaran baru mulai Mei 2017, pemotongan anggaran Satlak Prima untuk fase optimalisasi kinerja dibagi menjadi bulan September (transisi aktif), Oktober 2017, dan Agustus 2018.
  • Untuk kriteria perencanaan:
    • Level performa atlet.
    • Rencana periodisasi yang sesuai dengan analisis kemampuan atlet..
  • Hal yang harus menjadi perhatian adalah staf perencanaan anggaran bersama dengan PPK dan Bendahara harus menyusun berbagai format dan mekanisme dukungan yang baik menyangkut kebutuhan akomodasi, kebutuhan peralatan, ketepatan waktu penyerahan, dukungan Try Out, training camp, dukungan suplemen, perawatan medis, dukungan sports center.
  • Pada bulan Oktober akan dikeluarkan SK bagi atlet dan official.
  • Pada Asian Games cabor aquatic tidak menargetkan emas.
  • Cabor prioritas Asian Games:
    • Archery 1 emas.
    • Athletics 1 emas.
    • Badminton 2 emas.
    • Bowling 1 emas.
    • Cycling 2 emas.
    • Pencak silat 2 emas.
    • Sport climbing 1 emas.
    • Taekwondo 1 emas.
    • Wushu 1 emas.
    • Karate 1 emas.
    • Paragliding 1 emas.
  • Bulan Januari 2017, atlet Indonesia hanya 337 orang. Saat ini pada bulan Agustus, atlet Indonesia sebanyak 828 orang. Pada bulan Oktober nanti, kembali pada 250 orang atlet.
  • Total rencana anggaran tahun 2018 dengan indikasi basis atlet 500 orang sebesar Rp734.8 Miliar.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan