Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Masukan terhadap Panja Konektivitas Transportasi laut - RDPU Komisi 5 dengan Pakar dan Praktisi

Tanggal Rapat: 23 May 2016, Ditulis Tanggal: 5 Mar 2021,
Komisi/AKD: Komisi 5 , Mitra Kerja: Pakar dan Praktisi

Pada 23 mei 2016, Komisi 5 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan pakar dan praktisi tentang masukan terhadap Panja Konektivitas Transportasi Laut. Rapat dipimpin dan dibuka oleh Michael Watimena dari Fraksi Demokrat dapil Papua Barat pada pukul 13.00 WIB. (Ilustrasi: Warta Ekonomi)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Pakar dan Praktisi
  • Pedoman transportasi laut adalah with safety, security and marine polution.
  • Pada tahun 1970-an, pemerintah mulai mengangkut penumpang, namun pelayanannya masih minimal.
  • Tanpa kesungguh-sungguhan, program tol laut tetap tidak akan maksimal sampai dengan 8-10 tahun.
  • Program tol laut ini sebenarnya tidak baru, sebelumnya sudah ada RVS seperti ini.
  • DIharapkan proyek keperintisan digalakkan lagi.
  • Dahulu, Indonesia dilayani oleh perusahaan pelayaran Belanda (KPM), namun setelah merdeka, KPM menjadi Pelni.
  • Tol laut dan infrastruktur-suprastrukturnya harus disesuaikan dengan programnya.
  • RVS digabung dengan KM Sabuk Nusantara Kementerian Perhubungan untuk memodernkan konsep tol laut sekarang.
  • Pada awalnya, Pelni masih belum dirasakan kebutuhannya, namun pada tahun 1960-an, Pelni mulai dirasakan kebutuhannya.
  • Dibutuhkan low profile untuk memperkenalkan tol laut ini.
  • Pelni ini diperlukan untuk mendistribusikan logistik ke seluruh Indonesia.
  • Pendidikan SDM menjadi hal krusial. Akademi pelayaran didirikan dengan tujuan Nation Building bidang maritim.
  • Dengan program tol laut ini, diharapkan pengangkutan penumpang dan logistik menjadi sesuai harapan dan target.
  • RLV adalah Regular Liner Service, sedangkan Poros Maritim adalah semua kegiatan maritim yang didokumentasikan.
  • Diperlukan kapal-kapal yang diberikan subsidi seperti Pertamina menyuplai bahan bakar dengan kapal sendiri.
  • Gabungan antara reguler liner service dan sabuk nusantara ini sangat membantu untuk penyebaran di daerah terpencil.
  • Perlu pemerataan pembangunan. Jangan smpai perusahaan pelayaran rugi, pemerintah harus mengeluarkan uang untuk subsidi.
  • Industri pelayaran nasional adalah industri jasa maritim.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan