Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2015, Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Tahun 2016, dan Target Dividen 2016 — Komisi 6 DPR-RI Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri BUMN RI

Tanggal Rapat: 3 Sep 2015, Ditulis Tanggal: 15 Oct 2021,
Komisi/AKD: Komisi 6 , Mitra Kerja: Menteri BUMN →Rini Soemarno

Pada 3 September 2015, Komisi 6 DPR-RI Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri BUMN RI mengenai Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2015, Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Tahun 2016, dan Target  Dividen 2016. Raker ini dibuka dan dipimpin oleh Achmad Hafisz Tohir dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dapil Sumatera Selatan 1 pada pukul 15.00 WIB. (ilustrasi: theiconomics.com)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Menteri BUMN → Rini Soemarno
  • Realisasi anggaran sampai Agustus 2015 sebanyak Rp49,3 Miliar atau 33% dari anggaran yang sudah terserap.
  • Kementerian BUMN menargetkan pada tahun 2015 dapat menyerap anggaran sebanyak 90%.
  • Terdapat beberapa kendala dalam merealisasikan penyerapan anggaran, yaitu:
    • Pembatasan pelaksanaan konsinyering dan perjalanan dinas pada awal tahun anggaran;
    • Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya yang tidak dapat dilaksanakan pada waktu yang cepat; dan
    • Adanya kegiatan yang membutuhkan lelang bahkan ada yang dilakukan lelang ulang.
  • Penentuan dividen tidak akan melanggar regulasi yang mengikat BUMN.
  • Payout ratio yang diusulkan minimal 45%.
  • APBN yang diusulkan Rp36,9 Triliun telah terealisasi sampai Agustus 2015 sebesar Rp32,1 Triliun.
  • Kementerian BUMN menargetkan laba tahun 2015 sebesar Rp160,4 Triliun.
  • Menteri BUMN RI berharap laba dapat terpenuhi sebelum penutupan anggaran tahun 2015. Meskipun, terdapat  kemungkinan tidak dapat dicapai, karena berkaca pada kondisi ekonomi negara saat ini.
  • Usulan pagu anggaran tahun 2016 sebesar Rp345 Miliar dan target dividen Rp31,1 Triliun.
  • Dari data yang Kementerian BUMN miliki, pada tahun 2015 nilai kerugian mencapai Rp34,5 Triliun. Kerugian terbesar berada di PLN, kedua terbesar di PT. Merpati, dan ketiga terbesar di PT. Pelni.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan