Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Kondisi Aktual dan Kebijakan Subsidi terkait Penanganan Covid-19 – Komisi 6 DPR-RI Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirut PT. PLN, Dirut PT. Pertamina, dan Dirut PT. PGN

Tanggal Rapat: 16 Apr 2020, Ditulis Tanggal: 17 Apr 2020,
Komisi/AKD: Komisi 6 , Mitra Kerja: Dirut PT. PLN, Dirut PT. Pertamina, dan Dirut PT. PGN

Pada 16 April 2020, Komisi 6 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirut PT. PLN, Dirut PT. Pertamina, dan Dirut PT. PGN mengenai Kondisi Aktual dan Kebijakan Subsidi terkait Penanganan Covid-19. RDP ini dibuka dan dipimpin oleh Gde S dari Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) dapil Bali pada pukul 11:24 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum.

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Dirut PT. PLN, Dirut PT. Pertamina, dan Dirut PT. PGN

Dirut PT. PLN

  • Jumlah sasaran pelanggan dan progres:
    • Pelanggan RI/450:
      • Pascabayar: 15,99 juta pelanggan.
      • Prabayar: 7,86 juta pelanggan.
      • Total: 23,85 juta pelanggan.
    • Pelanggan RI/900:
      • Pascabayar: 3,30 juta pelanggan.
      • Prabayar: 4,03 juta pelanggan.
      • Total: 7,33 juta pelanggan.
    • Total pelanggan PLN terdampak: 31,17 juta.
    • Progres:
      • Pascabayar: Pelunasan terhadap seluruh pelanggan rumah tangga daya 450 VA dan diskon 50% pelanggan rumah tangga daya 900 VA subsidi per tagihan April telah selesai 100%
      • Prabayar: Penerbitan token gratis seluruh pelanggan rumah tangga daya 450 VA dan diskon 50% pelanggan rumah tangga daya 900 VA subsidi periode April telah selesai 100% diproses dari tanggal 1 April s/d 9 April 2020 secara bertahap.
  • Respon dan mitigasi:
    • Kebijakan
      • Pedoman pencegahan penyebaran infeksi coronavirus di area kerja PLN.
      • Surat edaran direksi tentang antisipasi penyebaran virus Corona (Covid-19) di PLN Group.
      • SK pembentukan tim manajemen krisis Covid-19.
      • Surat edaran bantuan vitamin dan makanan tambahan.
    • Manajemen SDM
      • Pegawai sehat Work From Home dan Office (WFH-WFO).
      • Monitoring pegawai dan protokol ODP-PDP-POS.
      • No fingerprint absent (menjadi PLN daily).
    • Kontingensi operasional
      • Business continuity plan (BCP) dn simulasinya.
      • Emergency Call Tree (ECT).
      • Protokol keselamatan dan kesehatan key person.
      • SOP pengoperasian sistem kelistrikan.
      • Access pass personil layanan harian.
      • Mirroring control system.
    • Tim manajemen krisis Covid-19
      • Steering committee: Ketua tim, Wa. ketua tim, sekretaris,
      • Gugus: data akuisisi dan laporan, kontingensi operasional, sistem dan kebijakan HC, medis dan logistik, komunikasi.
      • Tugas:
        • Pencegahan, penanganan dan mitigasi penyebaran dan dampak Covid-19.
        • Penggalangan bantuan kemanusiaan Covid-19.
    • Medis dan logistik
      • Penyediaan employee assistant centre PLN (informasi dan pendampingan psikologis).
      • Penyediaan fasilitas alat kesehatan/APD dan layanan kesehatan.
      • Prosedur pencegahan penyebaran Covid-19 (pemeriksaan masuk area kerja, kebersihan dan sterilisasi area kerja, dapur umum, pelayanan kesehatan).
      • Prosedur penanganan Covid-19 (ODP-PDS-POS, pemeriksaan kesehatan, rapid test).
    • Komunikasi
      • Penyediaan konten edukasi, motivasi, media informasi serta sosialisasi terkait pencegahan dan penanganan Covid-19.
      • Penyediaan jaringan informasi dan komunikasi serta penyebarluasan informasi.
      • Etika berkomunikasi dan kewaspadaan terhadap informasi tentang Covid-19.
  • Menyikapi tindak lanjut PPSB PMK No. 9 Tahun 2020, PLN membuat atribut siaga agar memasikan operasional perusahaan tetap berjalan dengan baik.
  • Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur masih ada kenaikan 2,29%. Pengaruh Covid berbeda-beda dari satu tempat ke tempat yang lain. Sulawesi Utara masih ada kenaikan 0,61% dibanding tahun 2019.
  • Dampak Covid-19 terhadap proyek, pemasok dan pelanggan PLN:
    • Dampak Covid-19 pada perekonomian nasional mendorong PLN untuk meninjau kembali rencana investasi proyek-proyek ketenagalistrikan menyesuaikan proyeksi pertumbuhan bebas kondisi terkini.
    • Investasi perusahaan untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan skala besar (pembangkit, transmisi dan gardu induk) dilakukan dengan skala prioritas dengan memperhatikan urgensinya terhadap sistem kelistrikan dan proyeksi waktu penyelesaian pada tahun 2020.
    • Proyek dengan prioritas tinggi didorong agar tetap berjalan dengan penyediaan anggaran sesuai kebutuhan sehingga dapat selesai pada tahun 2020.
    • Proyek secara prioritas masih dapat ditunda penyelesaiannya maka dilakukan penundaan pelaksanaannya dengan mitigasi yang baik sehingga tidak terdampak signifikan terhadap sistem kelistrikan.
  • Mitigasi risiko atas proyek terdampak Covid-19:
    • Memberlakukan prosedur pengamanan kesehatan dan pencegahan Covid-19 bagi pegawai PLN dan semua pihak yang terlibat di lokasi proyek.
    • Pemrioritasan penyelesaian proyek pembangkit, transmisi dan gardu induk yang terkait keandalan, mengatasi defisit, menghindari take or pay (TOP) pembangkit, TOP gas dengan meng-assessment kejadian pandemik COvid-19 terhadap penerapan klausul kontraktual yang diajukan maupun yang akan diberlakukan oleh PLN.
    • Koordinasi dengan kontraktor terkait upaya memaksimalkan tenaga kerja yang tersedia dan material lokal sehingga pekerjaan proyek prioritas dapat diselesaikan.
    • Berkoordinasi dengan kontraktor terkait penjadwalan pengiriman material khususnya dari luar negeri sehingga dapat dilakukan mitigasi dengan harmonisasi jadwal kebutuhan material di lapangan.
    • Koordinasi dengan pabrikan untuk tetap menjaga ketersediaan supply material terpusat.

Dirut PT. PGN

  • Sebagian besar pengguna gas bumi mengalami penurunan produktivitas dan permintaan kelesuan pasar.
  • Dampak Covid-19 terhadap bisnis PNG:
    • Pandemik Covid-19 dalam jangka pendek akan mempengaruhi bisnis niaga gas bumi PNG. Pandemik ini tidak boleh dipandang remeh bagi kelangsungan pertumbuhan industri nasional. Pandemik ini akan mempengaruhi kinerja operasional dan keuangan perusahaan.
    • Ekonomi global dan pandemik Covid-19:
      • Pelemahan harga komoditas global seperti minyak dunia, LNG batubara dan bahan baku produksi.
      • Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD.
      • Penurunan harga saham PGAS.
      • Pembatasan arus keluar masuk.
      • Kendala logistik.
      • Penurunan konsumsi dan akibat penurunan aktivitas.
    • Pertambahan ekspor-impor akibat perlambatan perdagangan global bukan China, hampir seluruh dunia.
    • Industri pengolahan:
      • Penurunan produktivitas akibat sepi order.
      • Kelangkaan bahan baku.
      • Kenaikan harga bahan baku.
      • Kendala shipping dan logistik.
      • Kelangkaan produk.
      • Kenaikan harga.
    • Amandemen PJBG (mengajukan penurunan pemakaian dan penurunan harga).
    • Penurunan penggunaan gas bumi.
    • Potensi take or pay dari pemasok gas.
  • Antisipasi PGN terhadap Covid-19:
    • Workforce protection: WFH selam kondisi emergency, klinik online, webinar kesehatan, sanitasi dan disinfektan area perkantoran, protokol kesehatan untuk kegiatan di kantor.
    • Financial stress testing: Efisiensi opex dan capex, evaluasi keekonomian rencana investasi, exercise liability management, improvement business plan niaga gas bumi.
    • Infrastructure stabilization: Melaksanakan protokol operasi jaringan dan fasilitas kritikal dengan minimum human operator untuk tetap menjaga kehandalan jaringan.
    • Supplier dan customer engagement: Penyesuaian kontraktual hulu, dan pelanggan khususnya terkait commercial term, kebijakan harga hulu gas bumi, insentif pemerintah dalam rangka menjaga sustainability bisnis PNG di tengah perlambatan ekonomi dan penyesuaian harga gas bumi.
  • Perlindungan karyawan untuk antisipasi Covid-19:
    • Ketentuan WFH
      • Masa WFH selama kondisi emergency.
      • Memfasilitasi sarana pencatatan kehadiran pekerja selama WFH.
      • Kategori pekerja WFH dan onsite.
      • Handbook untuk working arrangement dan protokol kesehatan.
    • Pemantauan kesehatan pada aplikasi easy
      • Record informasi perjalanan dan interaksi sosial agar pekerja dapat menginput travel record sebagai langkah antisipasi pencegahan penyebaran Covid-19.
    • Webinar dan tindakan preventif
      • Edukasi kesehatan secara berkala melalui webinar.
    • Layanan klinik online selama periode WFH
      • Klinik PGN tetap melayani konsultasi melalui video call dan penyediaan obat bagi para pekerja.
    • Program pencegahan penyebaran Covid-19 pada area kerja
      • Melakukan sanitasi dan desinfektan area perkantoran, gedung dan ruang kerja secara reguler.
      • Penyediaan sanitasi yang mencukupi dan mudah dijangkau di setiap meja meeting dan area publik.
      • Protokol kesehatan untuk kegiatan di fasilitas kantor.
      • Penyediaan shuttle untuk pekerja.
      • Protokol penghantaran dokumen/paket handling.
      • Pemantauan pekerja ODP/PDP/Suspect/Positif.
      • Pembagian masker dan hand sanitizer untuk pekerja PGN Group.
    • Program lingkungan
      • Pengadaan ventilator dan APD untuk rumah sakit.
  • Support ICT untuk WFH
    • Aplikasi administrasi: Surat menyurat elektronik (e-SMS), pembayaran online (popay), perjalanan dinas online (onspeed), HCM (Easy), CRM, Operasional Gas (PGN Mobile), Sales (salesforce) dan digital signature.
    • Platform kolaborasi virtual: Conference call, video conference, presentasi online, chatting sambil kolaborasi dokumen bersama secara online, baik dari mobile phone maupun laptop menggunakan Microsoft Teams.
    • Platform sharing file dan co-authoring: Kapasitas penyimpanan sebesar 1 TB untuk masing-masing pekerja yang dapat diakses secara online.
    • Penyediaan akses VPN: akses remote ke aplikasi spesifik secara aman.
    • Penyediaan bandwidth up to 1 GB: Internet dari multi provider untuk mengakomodasi akses pekerja ke data center.
  • Dampak Covid-19 terhadap tren pasar: jika status keadaan darurat bertambah buruk, maka industri akan semakin melambat. Hampir semua sektor industri berpotensi mengalami penurunan volume termasuk kebutuhan gas untuk pembangkit listrik
  • Dampak Covid-19 terhadap pelanggan PGN akan mengalami penurunan 31,59 Bbtud dalam satu tahun sehingga berdampak pada pengenaan penalti take or pay. Penurunan diakibatkan kendala yakni bahan baku impor tidak tersedia, rencana penambahan peralatan gas terkendala, teknisi instalasi peralatan berasal dari negara terdampak, pangsa pasar ekspor terkendala, pelanggan terdampak karena industri pariwisata menurun, produksi meningkat karena impor tidak masuk, produksi turun karena pasar domestik menurun, serta adanya nilai dolar meningkat.
  • Action plan
    • Paket kebijakan relaksasi bagi pelanggan dalam bentuk amandemen perjanjian dan penyesuaian batas minimum bagi pelanggan kategori industri jasa dan komersial kecil. Bagi calon pelanggan akan dilakukan kesepakatan penundaan gas in.
    • Permintaan penurunan take or pay kepada pemasok.
    • Bukti dukungan yang harus disampaikan oleh pelanggan dan calon pelanggan untuk mengajukan kondisi di atas dengan dokumentasi valid.
    • Melakukan review terhadap rencana investasi capel dan investasi lainnya.
    • Mengupdate dan mengevaluasi penyampaian informasi terbaru terkait dampak Covid-19.
  • Selama pandemi, PGN melakukan langkah digitalisasi dalam operasional sehingga pelanggan dapat membayar tagihan gas dari rumah, saling membantu dan menjaga menjaga menjadi peran penting saat ini.
  • Total bantuan PGN Group: Rp 3.678.317.767.
  • Pandemik Covid-19 memberikan dampak perlambatan ekonomi. PGN melakukan mitigasi seperti perlindungan pekerja, optimasi, serta supply dan demand.

Dirut PT. Pertamina

  • Dampak Covid-19 terhadap industri migas global:
    • Demand minyak turun 3,59 juta b/d sementara suplai naik 1.59 juta b/d.
    • Kenaikan produksi terutama dari Middle East dan US.
    • Penurunan demand terutama dari Asia, Eropa, dan Amerika Serikat/Latin.
  • Terjadi penurunan demand sebesar 16% dengan penyebab PSBB yang semakin menekan demand. Sampai hari ini penurunan BBM secara nasional mencapai 34,9% dan tertinggi di DKI hingga 5%. Peristiwa ini belum pernah terjadi sebelumnya.
  • Trend sales retail Pertamina dari 1 Maret-14 April 2020 pada produk gasoline dan gasoil mengalami penurunan.
    • Penjualan gasoline terdiri dari premium dan pertaseries dengan penjualan rata-rata harian atas gasoline turun sebesar -16,78% dibandingkan rata-rata harian pada Januari dan Februari 2020.
    • Penjualan gasoil terdiri dari solar (PSO dan non PSO), dexlite, dan pertadex dengan rata-rata penjualan harian turun sebesar -8,38% dibandingkan rata-rata harian Januari-Februari 2020.
    • Produk LPG termasuk LPG PSO, non PSO, dan non PSO non rumah tangga dengan rata-rata penjualan harian LPG meningkat sebesar 1,45% dibanding rata-rata harian Januari-Februari 2020.
  • Trend sales korporat Pertamina.
    • Penjualan BBM industri termasuk BBM PSO, BBM non PSO, TNI/Polri dengan penjualan rata-rata harian BBM industri turun sebesar -3,18% dibanding rata-rata harian Januari dan Februari 2020.
    • Penjualan aviasi termasuk transaksi concodelco dengan penjualan rata-rata harian aviasi turun sebesar -45% dibanding rata-rata harian Januari dan Februari 2020.
  • Analisa impact terhadap revenue: Penurunan revenue terbesar disebabkan oleh faktor volume dan nilai tukar rupiah.
  • Pertamina melakukan respon pengendalian penyebaran Covid-19 di lingkungan perusahaan:
    • Set up crisis management center
      • CMT berlokasi di kantor pusat, unit operasi dan anak perusahaan.
      • Menyusun respon terkait keberlangsungan operasi.
      • Rencana mitigasi penyebaran Covid-19.
    • Ensure safety of personel
      • Protokol penanggulangan penyebaran Covid-19.
      • Protokol keselamatan aspek people.
      • Langkah preventif dan kuratif penularan Covid-19.
      • Sarana dan fasilitas untuk promote health.
    • Implement crisis communication plan
      • CEO message terkait update Covid-19.
      • Penyebaran info semua protokol.
      • Call center khusus penanganan Covid-19.
    • Establish BCP’s in operating assets
      • Pemetaan bussiness risk.
      • Bussiness continuity plan untuk semua aspek operasional.
    • Entablish remote working home model
      • Infrastuktur jaringan IT dan digital collaboration.
      • System monitoring remote working model.
  • Pertamina memberikan fasilitas kepada karyawan WFH untuk memungkinkan komunikasi. Selain itu, Pertamina juga berkoordinasi dengan Kemenkeu dan lembaga lainnya untuk menjamin kesehatan pekerja di luar negeri.
  • Crisis management center:
    • Penerbitan protokol WF Operation/WF Field/WF Office yang berisi:
      • Kriteria pekerja WFO.
      • Do and don’t bekerja selama kondisi Covid-19.
      • Penyediaan sarana pencegahan penularan Covid-19.
      • Mekanisme meeting dan penerimaan tamu.
    • Penerbitan protokol WFH yang berisi:
      • Kriteria pekerja yang WFH dan WFO.
      • Do and don’t selama WFH.
      • Informasi sarana WFH.
      • Mekanisme koordinasi dan absensi.
    • Penerbitan protokol bagi pekerja residen dan rotator luar negeri.
    • Penyiapan protokol karantina wilayah dan PSBB.
  • Tindakan Pertamina dalam aspek people:
    • Aktivitas perusahaan:
      • Crisis management team (CMT) dibentuk untuk Pertamina Group.
      • WF Field Operation seperti kapal, SPBU, AMT dan Kilang tetap normal dengan pengaturan khusus dan protokol safety Covid-19 yang ketat.
      • Langkah preventif dengan sosialisasi, pemeriksaan suhu, hygiene dan pendataan pekerja berisiko tinggi.
      • Langkah kuratif dengan penelusuran kontak erat pekerja berstatus suspect dan perawatan di RS.
      • WFH dengan optimalisasi video dan tele conference.
      • Ketentuan lainnya berupa penyesuaian waktu kerja dan rotasi kerja (on/off), larangan dinas LN, moratorium classroom training.
    • Peralatan infrastruktur
      • Communication channel dengan menggunakan seluruh channel komunikasi di Pertamina.
      • Digital collaboration dan network support melalui seluruh sarana kerja digital dan tambahan benefit in kind kuota data.
      • RSPJ sebagai RS rujukan untuk karantina masyarakat dan pekerja yang terjangkit Covid-19.
      • Fasilitas pencegahan Covid-19 berupa point to point mobility, swab test, rapid test, APD, hand sanitizer, thermal gun.
      • Fasilitas pendukung lainnya berupa 57 safe house (total kapasitas 423 kamar), lebih dari 150 fasilitas kesehatan (poliklinik dan RS) di seluruh wilayah operasi
  • Penetapan upgrade Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ) sebagai RS Covid-19:
    • 65 kamar RSPJ+90 kamar modular.
    • Semua kamar negatif pressure.
    • Exhaust fan dengan filter hepa dan filter bibo (filter khusus untuk virus).
    • Dilengkapi ventilator dan peralatan medis lainnya.
    • Laboratorium test dengan kemampuan 1.300 sampling/hari.
    • On progress 2 robot medis untuk melayani, control, dan media komunikasi pasien.
    • 52 kamar hotel Patrajasa dijadikan tempat istirahat tenaga medis.
    • Biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 109 Miliar.
    • APD lengkap untuk tenaga medis.
  • Kontribusi Pertamina dalam penanganan Covid-19 yakni unit rapid test, masker, APD, dll dengan total bantuan Rp 250 Miliar.
  • Strategi bisnis Pertamina dalam menghadapi pandemi yakni mengoptimalkan produksi migas, menjaga tingkat produksi dan kelancaran supply BBM, melanjutkan proyek strategis dan menunda proyek non kritikal, menjamin pelayanan konsumen dan masyarakat, serta menjaga kesehatan finansial khususnya dengan ketersediaan modal kerja.
  • Pertamina akan memulai dengan menurunkan kapasitas operasi kilang sesuai dengan kondisi demand. Mulai April, kilang Balikpapan dilakukan penyetopan bertahap. Sehingga di awal Mei kolang Balikpapan diberhentikan.
  • Insiatif hulu:
    • Menahan laju penurunan alami produksi crude dengan menerapkan teknologi terkini.
    • Tetap melakukan eksplorasi, namun secara selektif.
    • Melaksanakan improved oil recovery (IOR).
    • Akuisisi aset/cadangan migas maupun perusahaan migas.
  • Inisiatif bisnis pengolahan:
    • Menurunkan kapasitas operasi kilang sampai dengan turn down rasio.
    • Mengoptimalkan mengolah crude-crude murah yang ada di pasar dunia.
    • Efisiensi energi.
    • Memanfaatkan slowdown produksi dengan pemeliharaan dan perbaikan kilang.
  • Pertamina melakukan beberapa program untuk konsumen di tengah situasi yang berat ini seperti diskon dan kredit pembayaran. Solar dan avtur sejak Mei 2019 tidak impor karena turunnya demand sehingga stok melimpah ini akan diekspor guna menambah revenue dan mengurangi stok.
  • Strategi pertamina dalam meningkatkan keamanan supply minyak mentah, gasoline dan LPG adalah dengan menjamin ketersediaan melalui term contract dari source (minyak mentah dan LPG) dan credible term supplier (NOC, IOC, Big Producer).
    • Kondisi:
      • Demand menghadapi Covid-19, demand BBM turun mendorong turunnya kebutuhan minyak mentah dan impor BBM.
      • Supply dalam rangka menjamin security of supply, maka diamankan ketersediaan volume.
    • Sumber-sumber supply:
      • Domestic sources dengan sumber sources yang lebih dekat dan menggerakkan ekonomi domestik. Kilang domestik LPG tetap didorong untuk produksi dengan mekanisme tolling.
      • Credible term supplier yaitu supplier IOC/NOC yang terbukti menjadi trusted partners.
    • Tambahan pengadaan:
      • Minyak mentah 10 juta bbl.
      • Gasoline (RON 92) 9,3 juta bbl.
      • LPG 5 x 44.000 MT.
    • Memanfaatkan crude impor dengan harga landed lebih murah untuk menurunkan COGS Pertamina.
  • Strategi dalam menjaga keberlanjutan logistik dan supply chain:
    • Ketersediaan stok BBM dan LPG.
      • Build up stock di SPBU sebagai antisipasi apabila terjadi gangguan pengiriman.
      • Berkoordinasi dengan Polri untuk izin pemasangan sticker satgas di mobil tangki BBM dan LPG.
    • Kehandalan angkutan dan infrastruktur BBM dan LPG
      • Melakukan lockdown kapal-kapal milik sejak 16 Maret 2020.
      • Penundaan crew change hingga akhir Mei 2020.
      • Berkoordinasi dengan HUBLA dan class untuk meminta dispensasi perpanjangan sertifikat kapal.
      • Berkoordinasi untuk melakukan social distancing dan fit to work bagi AMT.
      • Rekayasa operasional jam kerja pekerja.
    • Memastikan kontinuitas proyek.
      • Membentuk satgas pencegahan dan penanganan Covid-19 di setiap proyek.
      • Melakukan pembatasan jam kerja.
      • Meningkatkan koordinasi intens dengan supplier material proyek.
  • Strategi dalam menjamin pelayanan konsumen industri:
    • Menjaga keberlangsungan industri dalam negeri melalui program diskon dan kredit untuk pelanggan BBM industri aviasi dan petrokimia.
    • Mendorong kerjasama penjualan INU kepada perusahaan yang memegang izin impor BBM.
    • Ekspor excess produk untuk melihat potensi penyerapan pasar regional, khususnya untuk produk-produk yang tidak diserap di market domestik.
    • Memperkuat digitalisasi proses penjualan BBM industri petrokimia dan pelumas melalui utilisasi my pertamina for business and & CLM serta Call Center 135. SPPBE/Awak MT/Petugas Lapangan.
    • Adjustment terhadap volume penjualan (diperkirakan penyaluran akan menurun hingga akhir tahun 2020).
    • Memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa alokasi layanan pertamina steril dari virus Covid-19 dengan penyemprotan desinfektan pada semua titik layanan (SPBU/SPPBE/Agen).
    • Berkoordinasi dengan Hiswana Migas untuk memastikan semua titik layanan tetap beroperasi, memaksimalkan kapasitas storage di SPBU (fasilitas kredit 14 hari), dan menambahkan diskon produk JBU.
    • Kolaborasi dengan ojol untuk layanan PDS 135 sekaligus memberikan bantuan transportasi bagi rider ojol dan petugas pendamping keluarga harapan Kemensos (50.000 orang).
  • Strategi Pertamina dalam melanjutkan proyek strategis:
    • Melanjutkan pembangunan RDMP & GRR untuk ketahanan & kemandirian energi.
    • Melanjutkan pengembangan bisnis dan pembangunan petrokemikal untuk menurunkan impor.
    • Meningkatkan perkembangan industri dalam negeri melalui peningkatan penggunaan TKDN peralatan-peralatan kilang & petrokimia.
    • Menyiapkan lapangan kerja kepada masyarakat melalui pekerjaan proyek di antaranya pekerjaan early work yang sedang berjalan di Balikpapan, Tuban, dan Cilacap.
  • Strategi Pertamina dalam menjaga kesehatan keuangan perusahaan:
    • CAPEX
      • Penghematan Capex sebesar 23% dengan melakukan prioritisasi ABI, tetap melanjutkan proyek strategis nasional, dan memaksimalkan Capex dengan pengalihan dan fokus ke quick win project.
    • OPEX
      • Penghematan Opex sebesar 30% dengan melakukan prioritisasi program kerja, melakukan penghematan biaya operasi baik di induk maupun anak perusahaan dengan tetap menjaga unsur HSSE, dan melakukan kegiatan operasional dengan tetap mengikuti protokol Covid-19.
  • Inisiatif Pertamina untuk mendukung subsidi tepat sasaran:
    • Digitalisasi SPBU.
    • Akselerasi pertashop.
    • Program berbagi berkah my pertamina, reward SPBU, swap LPG 3 kg ke 5,5 kg, pertamina delivery service 135.
    • Kerjasama dengan pemerintah dan penegak hukum memastikan BBM dan LPG subsidi tepat sasaran.
    • Mengurangi kecurangan/penyimpangan BBM subsidi melalui integrated fleet management system.
  • Koordinasi Pertamina dengan stakeholder terkait penanganan Covid-19 dengan tetap menjaga komunikasi dan berkoordinasi khususnya kepada kementerian terkait di dalam mengimplementasikan strategi dan kebijakan terkait Covid-19.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan