Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Pemenuhan Kebutuhan Minyak Goreng untuk Masyarakat - RDP Komisi 7 dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Agro Kementerian Perindustrian dan Perusahaan Minyak Goreng

Tanggal Rapat: 13 Sep 2022, Ditulis Tanggal: 20 Oct 2022,
Komisi/AKD: Komisi 7 , Mitra Kerja: Dirjen Agro Kementerian Perindustrian

Pada 13 September 2022, Komisi 7 DPR-RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Agro Kementerian Perindustrian dan Perusahaan Minyak Goreng tentang pemenuhan kebutuhan Minyak Goreng untuk masyarakat. Rapat dibuka dan dipimpin oleh Bambang Haryadi dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (FP-Gerindra) dapil Jawa Timur 4 pada pukul 10.34 WIB. (Ilustrasi:Suara.com )

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Dirjen Agro Kementerian Perindustrian
  • Tentang industri kelapa sawit CPO dan hilirisasinya, Ditjen Agro Kemenperin akan mulai dari peran strategisnya industri CPO dan hilirisasinya yang secara kualitatif, industri ini sangat membantu di dalam membangun pusat-pusat ekonomi di luar Pulau Jawa dan juga aktivitas produktif di daerah-daerah terutama daerah 3T dan menjaga kedaulatan ekonomi. Dalam hal ini adalah substitusi impor dan juga menemukan aglomerasi atau kawasan industri baru berbasis sawit. Terdapat di Dumai, Sei Mangkei, Kuala Tanjung dan sebagainya. Untuk kontribusi kualitatifnya dapat Ditjen Agro Kemenperin laporkan bahwa industri CPO dan turunannya ini menyerap kurang lebih 5,2 juta orang atau menghidupi sekitar 20 juta orang dan nilai ekonomis hulu hilirnya yaitu diperkirakan sekitar Rp750 Triliun dimana nilai ekspornya itu dicapai pada tahun 2021 sebesar 35,79 Miliar US Dollar atau sekitar kurang lebih Rp500 Triliun.
  • Jadi kontribusi pajak pada PDB dulu cukup besar 3,5% dan pendapatan pajaknya itu sekitar Rp20 Triliun.
  • Industri hilirisasi CPO cukup berhasil dari ragam jenis produk yang dihasilkan.
  • Pada tahun 2011, Indonesia baru bisa memproduksi 54 jenis produk, dan di tahun 2021 sudah mencapai 168 jenis produk.
  • Tahun 2010 60% Indonesia ekspor dalam bentuk bahan baku CPO, pada tahun 2021 diekspor dalam bentuk CPO sudah sangat kecil yaitu 9,27%. Jadi sebagian besar sudah di hilirisasi kalau dilihat nilai tambahnya itu cukup besar biodiesel fami 1,14 kali daripada CPO-nya kalau kita lihat margarin dan lemak sekitar 1,86 kalinya dan minyak goreng 1,31 dan yang cukup besar adalah surfaktan ini sekitar 2,6 kali dan kosmetik ini 3,88 hampir 4 kalinya dari CPO.
  • Kebijakan pengembangan dan langkah konkret Kementerian Perindustrian adalah mengembangkan food fitonu trient, fine chemical, fuel liquid, fiber biomas ini semua sangat membantu memperluas kegiatan ekonomi produktif dan juga akan sangat membantu di dalam menyehatkan neraca perdagangan dan tadi menggerakkan daerah-daerah produsen kelapa sawit serta juga sangat berperan nantinya di dalam mengendalikan emisi gas rumah kaca, kedaulatan pangan dan energi dan juga akan mendapatkan keuntungan di dalam operasi hulu hilir yang ramah lingkungan dan lestari serta berkelanjutan.
  • Tentang data-data statistik terkait dengan CPO dan turunannya dari data yang ada itu luas lahan kelapa sawit ini 16,3 juta hektar tersebar di 26 provinsi penghasil kelapa sawit. Komposisi perkebunan yang ada yaitu:
    • perkebunan perusahaan itu kurang lebih 58% dan
    • perkebunan rakyat 42%
  • Produksi CPO:
    • Tahun 2019 : kurang lebih 47,18 juta ton
    • Tahun 2020 : kurang lebih 47,03 juta ton
    • Tahun 2021 : kurang lebih 48,90 juta ton
  • Pangsa Pasar Ekspor (s.d September 2021):
    • China : 4,90 juta ton
    • India : 2,96 juta ton
    • Uni Eropa (27 Negara) : 3,45 juta ton
    • Negara Afrika : 2, 14 juta ton
    • Pakistan : 1,99 juta ton
    • Negara Timur Tengah : 1,59 juta ton
    • Amerika Serikat : 1,39 juta ton
    • Banglades : 0,95 juta ton
  • Perkembangan pengguna CPO dan turunannya untuk sektor makanan itu sekitar 19% dan ini tumbuh 1,5%, sektor energi itu 16% tumbuh 2%, oleochemical yaitu 4% tapi pertumbuhannya cukup tinggi yaitu 7%, ekspor CPO jadi 12% tumbuh sekitar 1,5% dan ekspor hilir kelapa sawit itu 49% dengan pertumbuhan 3%.
  • Tahun 2021 ini konsumsinya sekitar 52 juta ton per tahun dan diproyeksikan bahkan terus tumbuh sampai dengan tahun 2045 dan menjadi dua kalinya atau 101,9 juta ton per tahun.
  • Sampai saat ini produksi minyak goreng sawit untuk pangan sudah melebihi kebutuhan nasional.
  • Profil industri minyak goreng sawit dapat kami laporkan ini jumlah industrinya itu ada 104 pabrik dan juga ada pabrik packer itu sekitar 137.
  • Produksi minyak goreng sawit sendiri itu 22,4 juta kilo liter. Kinerja ekspornya itu 11,80 juta ton atau setara 13,13 juta kilo liter. Perolehan devisa dari minyak goreng sawit ini mencapai 12,25 Miliar US Dollar.
  • Kebutuhan dalam negerinya itu sebesar 5,8 juta kilo liter atau 25,8% dari produksi dalam negeri.
  • Kapasitas yang minyak goreng ini industrinya 43,36 juta kilo liter kalau dilihat konsumsi per kapita itu sekitar 11 sampai 12 liter per kapita per tahun.
  • Sebaran pabrik minyak goreng sawit tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Kalimantan, sebagian itu sudah tumbuh di Sulawesi Barat dan Sulawesi Utara.
  • Program penyediaan minyak goreng curah bersubsidi ini dimulai 15 Maret-31 Mei, diakhir ada perubahan kebijakan yaitu dikembalikan kepada Kementerian Perdagangan itu terkait dengan wajib pasok dalam negeri. Sampai dengan saat ini Kementerian Perindustrian mengelola minyak goreng untuk masyarakat ini berdasarkan atas aturan-aturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan sejak akhir bulan Mei.
  • Kementerian Perindustrian lebih kepada sebagai pendukung untuk pendataan pabrik CPO yang ikut dalam wajib supply dalam negeri dan pabrik minyak goreng yang ikut dalam program minyak goreng rakyat.
  • Penyaluran Minyak Goreng Sawit Bersubsidi 16 Maret-31 Mei 2022
    • Produsen : 479.161 ton (sudah disalurkan)
    • Distributor : 474.063 ton (telah diterima)
    • Pengecer : 438.874 ton (telah diterima dan disalurkan)
  • Keterpenuhan penyaluran minyak goreng bersubsidi ini untuk Pulau Jawa dan Bali itu sebagian besar sebenarnya Jawa Barat, DKI Jakarta yang Bali ini sudah di atas di atas kebutuhannya memang Jawa tengah, Jawa Timur, Banten ini catatannya memang masih di bawah terutama untuk di DI Yogyakarta.
  • Realisasi penyaluran Minyak Goreng Kemasan Rakyat (MGKR) yang dilaporkan via SIMIRAH2
    • Melalui Permendag No. 41 Tahun 2022 mengenai Tata Kelola Minyak Goreng Kemasan Rakyat
    • Sebagaimana data SIMIRAH2 tercatat 10 (sepuluh) produsen yang telah menyalurkan dalam bentuk kemasan yaitu PT Batara Elok Semesta Terpadu (Pillow Pack), PT Mahesi Agri Karya (Botol), PT Primus Sanus Cooking Oil Industrial (Standing Pouch), PT Permata Hijau Sawit (Pillow Pack), PT SMART TBK (Standing Pouch), PT Wilmar Cahaya Indonesia (Pillow Pack), PT Bina Karya Prima (botol), PT Tanjung Sarana Lestari (Pillow Pack), dan PT Panca Nabati Prakarsa (Pillow Pack) ke 29 provinsi dengan total volume 90.346,60 Ton.
  • Progress bulanan penyaluran MGCR program SIMIRAH2
    • Juni 2022 telah didistribusikan sebesar 277.427,04 ton (119,27%) dari DMO sebesar 232.606,25 ton
    • Juli 2022 telah didistribusikan sebesar 319.127,76 ton (137,19%) dari DMO sebesar 232.606,25 ton
    • Agustus 2022 telah didistribusikan sebesar 274.001,21 ton (117,80%) dari DMO sebesar 232.606,25 ton
  • Selama program MGCR berjalan, Satgas Pangan POLRI tetap menjalankan pemantauan distribusi MGCR secara rutin dan membuat laporan harian yang disampaikan kepada K/L terkait
  • Cakupan pemantauan meliputi seluruh provinsi dengan evaluasi dilakukan secara harian
    • Per 11 September 2022, harga rata-rata mencapai Rp15.678/kg sementara harga eceran tertinggi Rp15.500/kg

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan