Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), RKA Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), dan Isu Terkini — Komisi 7 DPR-RI Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Riset, Teknologi. Dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) dan Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK)

Tanggal Rapat: 7 Jun 2017, Ditulis Tanggal: 10 Nov 2020,
Komisi/AKD: Komisi 7 , Mitra Kerja: Menristekdikti dan LPNK

Pada 7 Juni 2017, Komisi 7 DPR-RI mengadakan Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Riset, Teknologi. Dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) dan Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) mengenai Pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) serta Isu Terkini. Raker ini dibuka dan dipimpin oleh Gus Irawan dari Fraksi Partai Gerindra dapil Sumatera Utara 2 pada pukul 16:38 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Ilustrasi: investoria.id)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Menristekdikti dan LPNK

Menteri Riset, Teknologi. Dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti)

  • Pagu indikatif Kemenristekdikti Tahun Anggaran (TA) 2018 adalah Rp41,2 Triliun. Rinciannya:
    • Belanja operasional Rp14,618 Triliun.
    • Belanja operasional barang Rp1,818 Triliun.
    • Dana pendidikan Rp40,34 Triliun.
    • Layanan umum ristek Rp0,89 Triliun.
  • Prioritas nasional yang paling penting adalah:
    • Pembukaan prodi untuk Blok Masela;
    • Revitalisasi Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK);
    • Beasiswa;
    • Pendirian politeknik;
    • Pengembangan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) baru;
    • Penguatan inovasi litbang; dan
    • Pengembangan teaching industry. untuk teaching industry ada 11 unit yang akan dilaksanakan.
  • Pagu indikatif Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) TA 2018:
    • Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN):
      • Alokasi 2017: Rp181.942.516.000.
      • Pagu indikatif 2018: Rp178.851.215.000.
    • Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN):
      • Alokasi 2017: Rp743.996.436.000.
      • Pagu indikatif 2018: Rp898.465.135.000.
    • Badan Informasi Geospasial (BIG):
      • Alokasi 2017: Rp844.974.593.000.
      • Pagu indikatif 2018: Rp793.656.075.000.
    • Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT):
      • Alokasi 2017: Rp1.140.177.699.000.
      • Pagu indikatif 2018: Rp1.090.758.414.000.
    • Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN):
      • Alokasi 2017: Rp698.660.593.000.
      • Pagu indikatif 2018: Rp827.075.290.000.
    • Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI):
      • Alokasi 2017: Rp1.188.398.198.000.
      • Pagu indikatif 2018: Rp1.275.473.334.000.
  • Tindak lanjut hasil rapat yang Kemenristekdikti buat adalah roadmap tentang produk inovasi yang berfokus pada:
    • Pangan;
    • Kesehatan;
    • Obat transportasi;
    • Hankam; dan
    • Energi.
  • Hal yang berkembang di perguruan tinggi adalah topik:
    • SmartCard;
    • Motor listrik;
    • Stem Cell;
    • Alat kesehatan;
    • Fitofarmaka; dan
    • Baja khusus.
  • Ada 2 aspek temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yakni menyangkut masalah Sistem Pengendalian Internal (9 item) dan menyangkut peraturan perundangan.
  • Temuan tentang SPI:
    • Belum tuntas melakukan koreksi akun kas dan bank;
    • Saldo neraca 31 Desember lebih besar dari saldo riil;
    • Penyajian piutang belum menggambarkan keadaan sebenarnya;
    • Penatausahaan dan penyajian Kemenristekdikti belum memadai;
    • Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) tidak memadai dan ada KDP terbengkalai sebesar Rp1,21 Triliun;
    • Penatausahaan aset tetap belum memadai;
    • 4 Satuan Kerja (Satker) belum optimal;
    • Pengelolaan pendapatan aset pada 3 satker belum memadai;
    • Bidikmisi dan ADIK tidak memadai.
  • Temuan untuk peraturan perundangan: Pembayaran penelitian.
  • Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK untuk Kemristekdikti:
    • Tahun 2015 adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
    • Tahun 2016 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
  • Untuk meningkatkan daya saing, hal yang Kemenristekdikti lakukan adalah mencari skema pendanaan proposal. Untuk tahun 2017, sudah ada 20 dari 143 proposal yang didanai.
  • Kemristekdikti bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) mencoba menguji kapal ikan beku 300 dan 900 GT dengan hasil layak beroperasi.
  • Ada 5 produk yang mndapat hak paten, yakni:
    • Susu;
    • Tempe;
    • Antena quad;
    • Kit diagnostic DBD; dan lain-lain.
  • Untuk pengembangan technopark:
    • Tahun 2015 ada 9 lokasi;
    • Tahun 2016 ada 14 lokasi; dan
    • Tahun 2017 ada 15 lokasi.
  • Dari target 100 technopark, sudah ada 73. 15 di bawah Kemristekdikti, sisanya di bawah LPNK dan Kementan.
  • Progress Science Techno Park (STP):
    • Draft PP tentang Sistem Inovasi Nasional dan Daerah;
    • Draft Perpres tentang Panduan Pengukuran Indeks Daya Saing Daerah Melalui Klaster Inovasi Litbang dan Industri.
  • Penguatan inovasi di daerah antara lain, mobil di Jawa Tengah, Nilam di Aceh, garam di Jeneponto, gula aren di Sinjai, padi di Banggai, dan lain-lain.
  • Audit teknologi di BUMN dan industri nasional sudah dilakukan di Toba Pulp Lestari (TPL) industri dan PT. Inalum.
  • Peningkatan tenaga sains teknologi yang aplikatif di daerah sudah dilaksanakan di 15 lokasi dengan 22 orang.
  • Untuk desa inovasi dan publik kreatif, ada anggaran sebesar Rp44 Miliar untuk 205 calon perusahaan pemula berbasis IPTEK di PT.
  • Training untuk calon perusahaan pemula dilakukan sebulan lalu.
  • Serapan di Kemristekdikti per 1 Juni di angka 25,94% (Rp10,567 Triliun).
  • Untuk progress kegiatan 2017, Kemenristekdikti melakukan seleksi Pusat Unggulan Iptek (PUI), penilaian kinerja PUI, dan safari PUI.

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)

  • Pagu indikatif BAPETEN sebesar Rp178.851.215.000. Ada penurunan pada 2 program.
  • Proyek dukungan infrastruktur keamanan dan kesiapsiagaan nuklir nasional membutuhkan anggaran sebesar Rp21,59 Miliar.
  • Rancangan kegiatan prioritas BAPETEN TA 2018:
    • Gaji dan operasional mengikat Rp69,9 Miliar (39%).
    • Program dukungan manajemen Rp37,9 Miliar (21%).
      • IT Supporting.
      • Pengembangan kompetensi (Diklat).
      • Edukasi publik “Nuklir/PLTN”.
      • International cooperation.
    • Program pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir Rp70,9 Miliar (40%).
      • RUU Ketenaganukliran.
      • Hasil kajian ketenaganukliran.
      • Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) perizinan pemanfaatan tenaga nuklir.
      • Hasil inspeksi pemanfaatan tenaga nuklir.
      • Alat utama sistem pengawasan radiasi.
      • Gladi lapang dalam kesiapsiagaan nuklir.
  • Opini LHP BPK untuk BAPETEN adalah WTP.
  • Temuannya ada 8, yakni:
    • Aset.
    • Kesalahan pencatatan.
    • Pengadaan kanopi tidak sesuai ketentuan.
    • Sanksi denda belum disetor.
    • Penyebaran sisa tambah uang tidak tepat waktu.
    • Hibah belum dimanfaatkan.
  • Semua temuan sudah ditindaklanjuti pada awal Juni.

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)

  • Pagu indikatif BATAN:
    • Fungsi pendidikan Rp52,8 Miliar.
    • Fungsi layanan umum Rp845,66 Miliar.
    • Total anggaran proyek nasional BATAN sebesar Rp253,43 Miliar.
  • Proyek prioritas nasional:
    • Pendidikan.
    • Ketahanan energi.
    • Kesehatan.
  • Rancangan kegiatan prioritas BATAN dibagi 2:
    • Layanan umum:
      • Pengembangan science technopark;
      • Galur harapan;
      • Reaktor Daya Eksperimental (RDE);
      • Revitalisasi reaktor;
      • Penyiapan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
    • Pendidikan:
      • Penelitian;
      • Pengabdian masyarakat; dan lain-lain.
  • Opini LHP BPK untuk BATAN adalah WDP dengan 2 temuan yaitu:
    • Piutang; dan
    • Hibah.

Badan Informasi Geospasial (BIG)

  • Tujuan dan sasaran BIG adalah penyelenggaraan informasi geospasial dalam rangka satu map policy.
  • Pagu indikatif BIG tahun 2018 adalah Rp793,65 Miliar yang keseluruhannya untuk fungsi lingkungan hidup. Terjadi penurunan anggaran di semua program.
  • Proyek prioritas nasional BIG ada 11 yang terbagi untuk:
    • Pengembangan wilayah;
    • Infrastruktur, konektivitas, kemaritiman;
    • Pengembangan dunia usaha dan pariwisata; dan
    • Pengembangan wilayah.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

  • Total pagu indikatif BPPT tahun 2018 sebesar Rp1,98 Triliun terbagi untuk 3 program dan 1 kegiatan non-operasional. dibanding tahun lalu, BPPT mengalami kenaikan anggaran.
  • Proyek prioritas nasional BPPT ada 17 yang terbagi dalam:
    • Bidang energi;
    • Konektivitas dan maritim;
    • Pangan;
    • Kesehatan;
    • Hankam dan reformasi birokrasi; dan
    • Pengembangan wilayah.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

  • Pagu indikatif LAPAN tahun 2018 adalah Rp827 Miliar dengan kenaikan sebesar Rp128,4 Miliar.
  • Terdapat 16 proyek prioritas nasional 2018 yang terbagi untuk:
    • Ketahanan pangan;
    • Pengembangan wilayah; dan
    • Politik hukum dan keamanan.
  • Total anggaran proyek prioritas nasional 2018 adalah Rp513 Miliar.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

  • Pagu indikatif LIPI tahun 2018 adalah Rp1,27 Triliun yang keseluruhannya untuk fungsi ekonomi.
  • Alokasi anggaran untuk:
    • Belanja operasional non-barang sebesar Rp597 Miliar; dan
    • Belanja operasional barang Rp112 Miliar.
  • Ada 17 proyek prioritas nasional yang terbagi untuk:
    • Pengembangan wilayah;
    • Infrastruktur, konektivitas dan maritim;
    • Ketahanan energi; dan
    • Pengembangan dunia usaha dan pariwisata.
  • Program nasional survei Pemilu 2019 mendapat anggaran sebesar Rp5 Miliar.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan