Bukalapak:

• Bukalapak memiliki 2 juta UMKM, yang Bukalapak lakukan yang bisa kita sinergiskan di fungsi inkubator.
• 2 tahun terakhir ketika Bukalapak beri workshop ternyata banyak Pemda yang belum siap terkait inkubasi.
• Bagaimana mungkin menyelenggarakan program jika petugasnya tidak paham inkubasi. Yang krusial perlu pengetahuan ICT.
• 2 tahun ini Bukalapak kerja sama dengan UMKM di beberapa Provinsi. Kalau database pengusaha tidak bagaimana bisa membuat kebijakan.
• Misal Bukalapak membuat workshop 200 peserta tapi ada definisi UMKM tumpang tindih.
• Waktu Bukalapak workshop di Aceh ada 1000 yang datang hari pertama. Hari kedua yang datang UMKM seperti salon dan lai-lain yang tidak relate dengan Bukalapak.
• Catatan database penting banget untuk RUU ini.
• Yang Bukalapak temui di lapangan, infrastruktur itu penting. Kita adakan workshop di Prabumulih, Sumsel tapi fasilitas internet tidak ada. Kurang maksimal kemitraan antara Pemda dan swasta.
• Kewirausahaan zaman sekarang teknologi jawaban untuk akselerasi kesejahteraan teman-teman UMKM.
• Pasal 41 di mention pajak ini jadi isu yang hangat bagi teman-teman online karena belum ada aturan yang pasti. Ketakutan mereka ketika ada aturan pajak dikhawatirkan akan perlambat perekonomian digital.

JNE:

• JNE masih perusahaan swasta tertutup, JNE punya jaringan 6 ribu titik se-Indonesia. JNE kerja sama juga dengan UKM-UKM.
• JNE punya customer setia jumlahnya sebanyak 60.000. Mereka wirausaha yang tersebar di seluruh Indonesia.
• JNE sangat mendukung RUU Kewirausahaan Nasional diharapkan dapat mempercepat mendorong munculnya wirausaha.
• JNE mengusulkan lokus wirausaha di desa karena di RUU belum jelas.
• JNE lihat di lapangan, dengan maraknya e-commerce justru banyak produk dari luar Indonesia yang dijual di situs online.
• Serapan barang UMKM hanya 8% atau kurang padahal potensinya kurang. Coverage JNE akan siap menangkut barang-barang di seluruh negeri ini.
• Salah satu masalah saat ini logistik di pedesaan. JNE siap membina wirausaha di desa.