Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) Wabah Campak dan Gizi Buruk di Kabupaten Asmat, Papua — Pimpinan DPR-RI Rapat Konsultasi (Rakon) dengan Kemenkes, Kemensos, Kemendikbud, Kemendagri, KemenPUPR, Kemenhub, KESDM, dan KPPPA

Tanggal Rapat: 1 Feb 2018, Ditulis Tanggal: 14 Sep 2020,
Komisi/AKD: Pimpinan DPR , Mitra Kerja: Kemenkes, Kemensos, Kemendikbud, Kemendagri, KemenPUPR, Kemenhub, KESDM, dan KPPPA

Pada 1 Februari 2018, Pimpinan DPR-RI mengadakan Rapat Konsultasi (Rakon) dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), dan Kementerian Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KPPPA) mengenai Penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) Wabah Campak dan Gizi Buruk di Kabupaten Asmat, Papua. Rakon ini dibuka dan dipimpin oleh Fahri Hamzah dari Fraksi Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) pada pukul 10:33 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Ilustrasi: asmatkab.go.id)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Kemenkes, Kemensos, Kemendikbud, Kemendagri, KemenPUPR, Kemenhub, KESDM, dan KPPPA

Menteri Sosial (Mensos)

  • Untuk mengatasi masalah campak dan gizi buruk serta menentukan langkah-langkah penanggulangannya. Kemensos berkeyakinan sebagian anggota DPR bisa ikut serta ke Asmat.
  • Kemensos akan menjelaskan tentang kondisi umum di Kabupaten Asmat.
    • Perjalanan ke Asmat dilakukan dengan pesawat dari Jakarta ke Timika. Dari Timika, digunakan pesawat kecil lalu kemudian naik boat dan naik motor kecil. Hal ini berarti, daerah Asmat “terisolasi”.
    • Kondisi alamnya sebagian besar adalah rawa-rawa. Kantor dan rumah sakit pun berada di atas rawa. Jika ingin mengaitkan dengan masalah penyakit, hal tersebut memang rentan sekali. Belum lagi, jika membicarakan mengenai budaya seperti pola hidup.
    • Perumahan masyarakatnya menyebar di 23 distrik dan tidak berkumpul, sehingga diperlukan perjuangan untuk menjangkau masyarakat melalui penelusuran sungai-sungai dengan menaiki boat.
    • Makanan utama masyarakat di sana adalah sagu, ubi, dan talas.
    • Masyarakat di sana sebagian besar suka berpindah-pindah. Hal ini berarti, cara hidup masyarakat sangat berpengaruh dari kondisi alam.
    • Karena berada di daerah rawa, konsumsi air sangat tergantung dari air hujan dan tidak dimasak. Hal ini juga menimbulkan kerentanan penyakit.
    • Setelah ditelusuri, terdapat 22 distrik dengan 196 desa atau kampung dan telah terdeteksi terdapat 12.000 anak.
  • Dalam rangka tanggap darurat, tim terpadu dibentuk yang terdiri dari TNI dan Polri dipimpin oleh Brigjen Asep, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemenritah Daerah (Pemda), dan Kemensos. Langkah tanggap darurat ini dilakukan untuk mengobati. Pasien ditampung di rumah sakit dan sebagian di aula gereja di Asmat.
  • Kemensos dan instansi lainnya memberikan bantuan. Instruksi dari Presiden adalah bantuan beras dan makanan siap saji, serta makanan untuk anak-anak seperti biskuit dan coklat.
  • Sudah 2 bulan sejak tim terpadu menelusuri 22 distrik dan 196 kampung karena rumah-rumah yang menyebar sehingga melalui langkah ini sudah dianggap tertangani, tinggal memikirkan cara mengobati. Masalah selanjutnya adalah langkah setelah tanggap darurat, seperti perawatan.
  • Langkah dari Pemerintah dilakukan setelah rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), dengan agenda perumusan langkah-langkah strategi mengatasi masalah di Asmat dan tindak lanjut langkah-langkah yang sudah ditempuh.
  • Masalah campak dan gizi buruk dipengaruhi banyak faktor. Kata kunci merumuskannya adalah program secara terpadu dan menyeluruh, tidak hanya di Asmat, tetapi juga daerah lain. Setelah itu adalah berkesinambungan.
  • Masing-masing Kementerian dan instansi sudah menyampaikan programnya.
  • Kemensos tidak meminta dukungan, bukan berarti tidak percaya. Kemensos yakin sehingga merumuskan program-program terpadu. Kalau Kemensos masih meminta bantuan, berarti Kemensos tidak percaya lagi kepada wakil rakyat.
  • Kemungkinan realisasi di Asmat dan pertanyaan dari Presiden telah Kemensos tindak lanjuti. Dalam rakon yang sudah dilakukan, terdapat kesimpulan bahwa relokasi secara menyeluruh tidak bisa dilakukan. Kemensos hanya bisa melakukan relokasi terbatas dan membentuk komunitas.
  • Pikiran Kemensos setelah mendapatkan informasi dan kritikan dari DPR mengenai Papua adalah diperlukan pendampingan pengelolaan disana yang memerlukan tenaga profesional nantinya secara bersama-sama dengan Pemerintah Pusat dan Gubernur yang ada.
  • Pemerintah selalu menganjurkan program-program untuk masyarakat Asmat berbasis ciri karakter dan budaya daerah. Pemerintah berprinsip apapun yang dilakukan di Papua harus berlandaskan situasi daerah.

Pemerintah Kabupaten Asmat

  • Asmat bisa didatangi dari dua arah, dari Wamena dan Mamuju.
  • Semua sudah dikerjakan agar bisa menembus dari Wamena.
  • Pembangunan penyediaan air bersih di Kabupaten Asmat ini terletak di Agat dan akan direvitalisasi pada 2018.
  • Kebutuhan di Wamena adalah semua logistik yang dibawa dari Merauke menuju Agat dan Mumugu.
  • Pembangunan rumah khusus untuk Kabupaten Asmat sejak 2014.
    • 2016: 114 unit Rp19,9 Miliar.
    • 2017: 20 unit Rp5 Miliar.
    • 2018: 150 unit Rp45 Miliar.
    • 100 unit lokasi terdampak campak dan gizi buruk.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (MenPUPR)

  • Pembangunan yang sudah Kemen PUPR lakukan di Kabupaten Asmat adalah penyediaan air bersih.
  • Kemen PUPR juga telah membangun daerah irigasi dan badan geologi sudah mengirimkan tenaga kesana untuk menyelidiki air tanahnya.

Menteri Kesehatan (Menkes)

  • Untuk kesehatan, yang dikemukakan adalah bencana gizi buruk dan campak. Mengenai hal tersebut, harus dilihat bahwa gizi buruk dan campak ini disebabkan oleh banyak faktor. Gizi buruk yang terjadi di hilir 40% disebabkan oleh lingkungan dan perilaku sosial budaya. Di Papua, perilaku bersih dan hidup sehat masih rendah. Indeks pembangunannya juga berada di bawah rata-rata nasional.
  • Dalam jangka pendek, Kemenkes bekerja secara bergantian selama 10 hari pertama, 10 hari kedua, dan 10 hari ketiga dengan tenaga medis yang logistik untuk menjalankan penguatan puskesmas.
  • Distrik yang disisir sebanyak 23 distrik dan dilakukan pengobatan, tetapi tidak terjadi penurunan jika tidak ada pengawasan.
  • Untuk mengatasi gizi buruk, yang berada di Rumah Sakit Agat dan di gereja-gereja do 23 distrik sudah dibawa ke rumah masing-masing.
  • Pada 13 puskesmas, hanya ada 7 dokter dan 1 dokter spesialis. Total tenaga medis di sana 177 orang yang berasal dari sekolah-sekolah di Papua. Untuk tenaga dokter ini, Kemenkes mempunyai dokter dari Nusantara Sehat yang akan dikirim dengan jumlah cukup banyak ke Papua dan Papua Barat. Di Asmat akan dikirimkan lebih banyak. Dokter spesialis juga dikirimkan atas permintaan Kabupaten. Kemenkes tidak mengirimkan jika tidak ada permintaan.
  • Mengenai Rumah Sakit, pembangunan Rumah Sakit Agat sampai saat ini belum selesai. Terdapat 3 bangunan yang direncanakan untuk rawat inap dan satu bangunan untuk administrasi.
  • Untuk jangka panjang, Kemenkes sepakat untuk melakukan pendampingan dan monitoring. Selain itu juga mengikat tim Nusantara Sehat. Manajemen disana harus mendapatkan pendampingan untuk melaksanakan manajemen RS yang lebih baik serta melakukan gaya hidup bersih dan sehat.
  • Kemenkes akan menempatkan tenaga kesehatan, PKSS, Nusantara Sehat, dan individu dengan waktu yang tidak terlalu panjang dan dapat diperpendek untuk melakukan rotasi.
  • Kemenkes berharap agar ada orang-orang lokal yang bisa menjadi tenaga medis yang profesional di Asmat. Sekolah Politeknik Kesehatan (Poltekkes) ada di Papua. Tapi, kalau sekolah kedokteran di Papua harus didorong agar ada tenaga dokter asli orang Papua.
  • Kemenkes meningkatkan sarana prasarana dan makanan tambahan tetapi juga ingin mendapatkan pendampingan untuk makanan lokal.
  • Harus dilakukan kerjasama lintas Kementerian dan Mitra terkait karena di sana banyak perempuan yang tidak bersekolah dan hal tersebut sangat dipengaruhi oleh gizi buruk.
  • Kemenkes ingin melibatkan agama, dalam hal ini keuskupan karena saat ini misionaris bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah Asmat dan daerah lain.
  • Ketika Kemenkes kesana, Kemenkes mengumpulkan kepala dinas kesehatan Papua dan memetakan daerah potensial yang membutuhkan perhatian sehingga bisa berkoordinasi dengan masyarakat di daerah-daerah terpelosok.

Menteri Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (MenPPPA)

  • Kemen PPPA adalah Kementerian Koordinatif. Anak dan perempuan bisa menyelamatkan bangsa dan yang merugikan adalah di Papua korbannya banyak dari anak dan perempuan.
  • Pemerintah mempunyai sebuah program masyarakat, adat, dan agama. Jadi, Kemen PPPA akan melakukan koordinasi dengan Bupati. Kemen PPPA bersyukur dengan adanya rapat bersama Menko sehingga program terintegrasi dengan Kementerian lainnya.
  • Munculnya masalah kesehatan dan gizi yang terjadi di Papua timbul dari tradisi dan perilaku masyarakat di Papua, sehingga memerlukan kajian menyeluruh tanah Papua karena banyak faktor yang membuat kondisi ini terjadi. Men PPPA telah mendekati Menristekdikti untuk mengkaji terkait tanah Papua. Men PPPA dengan peneliti-peneliti di tanah Papua sudah sepakat dengan lembaga penelitian Papua untuk melihat secara khusus kehidupan masyarakat Papua.
  • Program pertama Men PPPA adalah launching program layak anak. Urusan perempuan dan anak adalah urusan wajib daerah. Pada program Kabupaten Layak Anak (KLA), ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan disoroti terkait pertumbuhan anak-anak Asmat. Hal ini membutuhkan kerjasama antar Pemda, tokoh agama, dan masyarakat. Perlu ada sinergi khusus dengan 27 K/L mengenai kelayakan anak di suatu Kabupaten.
  • Selain itu, juga harus ditinjau kembali mengenai budaya Perempuan di Asmat. Pendidikan perempuan di Asmat belum maju dan dampaknya lari ke anak-anak. Budaya menyebabkan perempuan menjadi korban dan berdampak pada kesehatan anak-anak. Kemen PPPA akan melakukan program pemberdayaan perempuan, seperti cara mencuci, cara memandikan anak, cara membuat makanan bergizi dengan pelatihan.
  • Desain program pencegahan:
    • Inpres No. 9 Tahun 2017 memberikan mandat kepada KPPPA untuk memusatkan efektivitas pelaksanaan kebijakan, serta sistem perlindungan dan kesejahteraan anak, perempuan, dan kelompok berkebutuhan khusus setanah Papua.
    • Mendesain program keterpaduan antar unit dan K/L untuk memperkuat komunitas dan keluarga agar mampu memberikan pengasuhan terbaik.
    • Program:
      • Pemberdayaan ekonomi perempuan.
      • Promosi pemenuhan hak dan perlindungan anak.
      • Peningkatan sinergi program pemerintah dengan Lembaga Masyarakat (LM).
  • Mengenai Puspaga yang merupakan konsultasi keluarga, Puspaga terbuka untuk keluarga kapan saja dan mengajari masyarakat cara-cara mendampingi anak, dll.
  • MenPPPA melihat ada perhatian khusus dan kampanye laki-laki yang mendukung kaum perempuan dan melindungi anak-anak kaum Asmat. Selain itu, terdapat permasalah di Asmat dimana perkawinan anak di sana cukup tinggi. Anak 10-16 tahun sudah menikah sedangkan mereka belum siap untuk bereproduksi. Berhenti melakukan kekerasan pada anak juga harus dideklarasikan. Dengan adanya keterpaduan dan kesinambungan, akan memberikan dampak yang luar biasa dan perubahan di Asmat.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM)

  • Listrik di Kabupaten Asmat dipasok melalui Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di ibukota Kabupaten Asmat. Terdapat tiga penyalur di dua distrik yang sudah beroperasi. Rencananya akan dibangun di 4 sitrik lainnya.
  • Pasokan Bahan Bakar Mineral (BBM) dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Timika dan Merauke. Secara kapital, kebutuhan BBM di Asmat masih tercukupi.
  • KESDM juga memberikan bantuan pasokan air bersih yang sudah dikirimkan tim ke lokasi.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub)

  • Kemenhub mengadakan trayek tol laut rute 11 dari Surabaya ke Timika dan Merauke yang dilanjutkan dengan tingkat penyeberangan. Selain itu, ada 7 angkutan perintis yang semua bisa dimanfaatkan untuk angkutan barang dari Jawa ke Asmat.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan